Jakarta (ANTARA) - Dalam rangka memperingati Hari Ibu, para ibu kader PAUD dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) diajak bergerak bersama memerangi kelaparan pada balita di 15 kabupaten/kota di Indonesia.
"Kami sangat senang mendapati FFI yang begitu antusias mendukung kegiatan Aksi 1.000 Bunda untuk Indonesia. FOI bertujuan untuk membuka akses pangan dan berupaya mencegah kelaparan sehingga dengan adanya aksi ini dapat membantu balita Indonesia ke pangan dan gizi yang lebih baik," kata Founder Foodbank of Indonesia (FOI) Hendro Utomo dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Aksi tersebut merupakan kolaborasi PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bekerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) diharapkan dapat membantu memerangi kelaparan pada balita, menciptakan kerja sama, dan mengembalikan budaya gotong royong di antara masyarakat, dunia usaha, swasta, akademisi dan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia merdeka 100 persen dari rasa lapar.
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan bagian pergerakan nasional
Pada program ini, FFI berkontribusi dalam memberikan produk susu pertumbuhan anak Susu Bendera sebagai salah satu sumber protein hewani yang bergizi tinggi dalam upaya membantu memperbaiki asupan gizi anak.
FFI dan FOI memberikan akses pangan bergizi kepada 50.000 balita di 15 titik wilayah, termasuk distribusi pangan ke Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta, Yogyakarta, Lampung, Lombok, Malang, Palembang, Pandeglang, Semarang, Solo, Surabaya, dan Tangerang.
Corporate Affairs Director PT FFI Andrew F Saputro menyatakan pihaknya mendukung inisiatif yang dilakukan oleh FOI khususnya untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi balita Indonesia.
"Kerja sama dengan FOI melalui Aksi 1.000 Bunda untuk Indonesia menjadi sebuah langkah nyata mewujudkan komitmen kami untuk membantu memenuhi kecukupan pangan dan gizi balita Indonesia," katanya.
Baca juga: Kowani: Hari Ibu peringatan perjuangan perempuan meraih kemerdekaan
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Kementerian Kesehatan tahun 2018 sekitar 3,9 persen balita mengalami gizi buruk (severe malnutrition), 13,8 persen balita menderita gizi kurang (underweight), dan 30,8 persen mengalami tengkes (stunting).
Salah satu penyebab yang cukup dominan adalah karena pola pengasuhan yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Dari riset yang digelar FOI juga ditemukan ada 27 persen balita Indonesia yang pergi ke sekolah (PAUD) dalam keadaan lapar karena tidak sarapan bahkan jumlahnya mencapai sekitar 40-50 persen balita di wilayah perkotaan yang padat dan miskin.
Kelaparan membuat anak-anak tidak fokus dan tidak semangat dalam mengikuti kegiatan belajar dan berpengaruh besar pada tumbuh kembang anak.
Situasi yang diakibatkan pandemi telah memperburuk status kelaparan pada balita di Indonesia. Kondisi kemiskinan dan daya beli pangan yang menurun mengakibatkan keterbatasan akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan pangan sehat serta sumber gizi keluarga.
Baca juga: Tokoh: Perjuangan perempuan Indonesia sudah mulai sejak abad XVI
Lingkup Aksi 1.000 Bunda untuk Indonesia difokuskan pada tiga program utama yaitu kegiatan pendistribusian makanan kepada balita, termasuk susu sebagai upaya memberikan akses pangan bergizi kepada masyarakat, melalui para Ibu.
Pendekatan keluarga pada sumber pangan lokal melalui diversifikasi atau keragaman bahan pangan termasuk di dalamnya budaya dan kebiasaan terhadap pangan lokal.
Serta pemberian edukasi kesehatan dan gizi kepada para Ibu dan masyarakat luas melalui berbagai saluran komunikasi.
Baca juga: Bulan perempuan dan stigma burung dalam sangkar
Baca juga: Kowani: Hari Ibu bukan "Mother's Day"
Baca juga: Peringatan Hari Ibu upaya menghargai perjuangan perempuan
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020