Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mengajak masyarakat Indonesia untuk tetap optimistis dalam menghadapi momentum perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19.

Maman mengatakan bangsa Indonesia perlu bahu-membahu dan saling berangkulan agar bisa keluar dari pandemi yang telah memporak-porandakan segala dimensi kehidupan mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan, bahkan merembet ke kehidupan sosial.

"Pandemi telah mengubah cara kita bermasyarakat dengan membuat jarak sosial. Namun, pandemi justru menjadi kesempatan terbaik untuk merapatkan ikatan batin, membangun solidaritas sosial, merajut kembali tenunan berbangsa," ujar Kang Maman, sapaan Maman Imanulhaq, saat menghadiri "Wacana 17-an, Sebuah Refleksi Akhir Tahun 2020" yang digagas oleh Teras Pancasila di Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta, Kamis.

Ketua Umum Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) itu mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo bahwa vaksin COVID-19 saat ini sudah tersedia.

Baca juga: DPR tekankan urgensi akses vaksin COVID-19 untuk seluruh dunia

Namun, pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi itu mengingatkan ancaman virus yang perlu digusur bersamaan COVID-19 yakni virus akal-budi.

"Hadirnya vaksin COVID-19 yang disambut dengan histeria, bukanlah akhir dari perjalanan, namun justru awal dari kebangkitan baru. Jika vaksin digunakan untuk melawan virus akal-badan, maka revolusi jiwa merupakan vaksin untuk melawan virus akal-budi. Normalitas baru memerlukan moralitas baru," katanya.

"Untuk melewati pandemi saat ini, kita tidak hanya mengandalkan mental individu atau pribadi, namun membangun ketahanan jiwa untuk melewati krisis oleh segenap bangsa Indonesia," kata Maman.

Sementara itu, Direktur Pembudayaan Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Irene Camelyn Sinaga pada kesempatan yang sama menegaskan bahwa Pancasila merupakan platform sekaligus bintang penuntun mencapai tujuan negara bangsa.

"Yang sedang dikembangkan adalah Inovasi pembudayaan Pancasila yang sejalan dengan bahasa generasi milenial, yakni mereka yang menjadi jangkar masa depan. Semangat dan etika gotong royong dihidupkan dalam ekonomi berbagi, solidaritas sosial, dan demokrasi partisipatoris," kata Irene.

Baca juga: DPR: Kebijakan pemerintah tepat gratiskan vaksin COVID-19

Pada kesempatan itu, Ketua Federasi Pekerja Seni Indonesia Mujib Hermani menyinggung soal nasib pekerja seni di tengah pandemi.

Menurut Mujib, pekerja seni perlu diprioritaskan juga dalam kebijakan-kebijakan penanganan ekonomi karena pekerja seni sangat terkena dampak krisis berkepanjangan ini.

Mujib juga menekankan tentang budaya kerja bangsa Indonesia yang diperlukan untuk bertahan di tengah pandemi.

"Budaya kerja yang kita perlukan adalah adaptasi kreatif yang membutuhkan kesegaran dan inovasi untuk menangani tantangan yang ada. Budaya kerja yang menjaga keseimbangan antara kemandirian, swadaya, dan gotong royong. Ringkasnya, kalau Ada Undang-Undang Cipta Kerja maka perlu diimbangi dengan Undang-Undang Cipta Komunikasi," ujar Mujib.

Pada akhir acara, Bendahara Umum KITA Camellia Panduwinata Lubis memberikan apresiasi terhadap keputusan Presiden Jokowi yang menggratiskan vaksin COVID-19 kepada masyarakat.

Baca juga: DPR suarakan gotong royong berbagai negara atasi pandemi

Ia mengatakan keputusan itu menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.

"Saya berharap kebijakan ini dapat mempermudah pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," ujar Camel didampingi Sekretaris Jenderal KITA Ayeb Zaki.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020