MRT merupakan salah satu objek vital sebagai moda tranportasi massal yang ada di DKI Jakarta, menjadi prioritas pengamanan oleh aparat kepolisian

Jakarta (ANTARA) - Dansat Bantek Gegana Korps Brimob Kelapa Dua Mabes Polri, Kombes Pol Dadang Raharja menyebutkan latihan penanganan bom di Depo Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan tidak terkait dengan pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Simulasi ini sebenarnya tidak dalam rangka pengamanan Operasi Lilin sandi Kepolisian dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru. Namun untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi di MRT," kata Kombes Pol Dadang, di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu malam.

Baca juga: Brimob Polri latihan tangani bom di Depo MRT Lebak Bulus

Dadang mengatakan MRT merupakan salah satu objek vital sebagai moda tranportasi massal yang ada di DKI Jakarta, menjadi prioritas pengamanan oleh aparat kepolisian.

Pengamanan tersebut meliputi ancaman teror bom, bahan kimia, biologi, dan radioaktif yang mungkin saja terjadi.

"Karena MRT merupakan objek vital, merupakan angkutan massal buat masyarakat khususnya Jakarta sehingga perlu antisipasi terhadap ancaman yang mungkin terjadi dengan adanya MRT di Jakarta," ujarnya.

Simulasi ini melibatkan 200 orang personel gabungan dari Brimob Kelapa Dua Mabes Polri, aparat kewilayahan dalam hal ini Polsek Cilandak dan Kebayoran Lama, serta petugas dari MRT.

Baca juga: Densus 88 pindahkan 23 tersangka terduga teroris

Terdapat tiga skenario yang dilakukan oleh petugas dalam latihan bersama antisipasi penanganan teror, diawali menerima laporan terkait orang-orang yang mencurigakan beraktivitas di Stasiun MRT Lebak Bulus.

Aparat Polsek Cilandak turun melakukan pemeriksaan, dan menangkap orang-orang yang mencurigakan berdasarkan pantauan CCTV.

Petugas Gegana yang turun ke lokasi melakukan melakukan pengecekan benda mencurigakan yang diduga bom ditaruh oleh pelaku di Depo MRT Lebak Bulus.

Baca juga: Amankan pilkada, Dankorbrimob: Brimob jadi contoh terapkan prokes

"Ada tiga adegan, artinya kita menghadapi satu terhadap ancaman bom, ancaman teror dan ancaman kima biologi radioaktif," kata Dadang.

Polisi mengambil langkah 'destructer' atau mencerai-berai benda mencurigakan yang ditemukan di sekitar Depo MRT Lebak Bulus.

Sementara itu, salah seorang pelaku, dilakukan pemeriksaan, didapati laporan ada ancaman bahan kimia radioktif di gerbong MRT. Tim Gegana lalu melakukan upaya pengamanan, diawali dengan mengevakuasi penumpang, lalu menindak ancaman teror bahan kimia tersebut.

Dalam latihan tersebut, petugas juga melakukan tindakan terukur kepada salah satu pelaku teror yang ada di Depo MRT Lebak Bulus.

"Jadi ini adalah latihan kolaborasi antara Kepolisian dengan stakeholders, dalam hal ini MRT," kata Dadang.

Dadang menambahkan, ada banyak objek vital yang menjadi prioritas pengamanan pihaknya untuk mengantisipasi ancaman teror yang dapat terjadi di mana saja dan kapanpun.

"Ancaman teror bisa terjadi di mana saja, kita sudah melaksanakan pelatihan dengan stakeholders yang lain, kebetulan malam ini kita dengan MRT yang ada di Jakarta," kata Dadang.

Wendy Pratomo selaku Kepala Departemen Pengamanan MRT Jakarta berterimakasih kepada Brimob Kelapa Dua Mabes Polri dan Polsek Cilandak atas dilaksanakan latihan penanganan teror tersebut.

Ia memastikan kegiatan latihan tersebut dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu Kapolsek Cilandak AKP Iskandarsyah menambahkan, dalam pengamanan objek vital, pihaknya memiliki SOP dengan pihak MRT.

"Kita sudah berkoordinasi, ada SOP yang sudah kita sinkronkan, apa bagian dari MRT dan Kepolisian sudah ada disiapkan," kata Iskandarsyah.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020