Jakarta (ANTARA) - Seharusnya tahun ini para penggila Formula 1 dimanjakan dengan gelaran 22 Grand Prix, rekor terbanyak semusim di kalender, jika saja virus corona tak menjadi wabah global.
Sepuluh tim kompetitor dan rombongan sirkus F1 tiba di Melbourne pada pekan kedua Maret tahun ini hanya untuk mendapati seri pembuka musim tersebut dibatalkan menyusul keputusan McLaren menarik diri dari balapan karena salah satu anggotanya positif COVID-19.
Kemudian lockdown yang diterapkan di berbagai belahan dunia memaksa F1 dan FIA menangguhkan musim balapan namun apapun yang terjadi F1 tetap digelar.
Musim balapan F1 yang dibayangi pandemi telah menyajikan berbagai hal baru dan kejutan, meski Lewis Hamilton dan Mercedes mempertahankan titel mereka.
Kalender balapan dipadatkan menjadi 17 balapan yang digelar dalam kurun lima bulan mulai Juli dengan empat triple-header, tiga balapan beruntun.
Balapan dihelat tanpa penonton untuk pertama kalinya, sedangkan tim beroperasi dalam gelembung sebagai proteksi terhadap COVID-19.
Baca juga: Mereka yang menang dan kalah di Formula 1 musim 2020
Musim ini menyajikan berbagai hal yang lebih dari yang diharapkan; balapan di sirkuit-sirkuit baru, dua pemenang baru dan keajaiban Romain Grosjean lolos dari kecelakaan maut di Bahrain yang membelah mobilnya menjadi dua hingga terbakar hebat.
Hingga seri pemungkas di Abu Dhabi pekan lalu, hanya tiga pebalap yang terjangkit COVID-19, termasuk Hamilton setelah merebut titel ketujuhnya.
Reuters melaporkan sebanyak 80.000 tes PCR dilakukan namun kurang dari 100 orang mendapat hasil positif.
Sebagai gudangnya inovasi teknologi, F1 juga turut andil dalam membantu penanggulangan COVID-19 ketika sejumlah tim mengerahkan insinyur-insinyur mereka untuk mendesain dan memproduksi ribuan ventilator di pabrikan mereka yang menganggur selama vakum balapan untuk disumbangkan ke berbagai rumah sakit awal tahun ini.
Dengan format baru, F1 memutuskan 14 seri awal digelar di sejumlah sirkuit di daratan Eropa sebelum akhirnya mendapat lampu hijau untuk menambah tiga seri di Timur Tengah.
Monako dan Singapura yang menjadi primadona mengundurkan diri tahun ini karena pandemi tak memungkinkan penyelenggara mempersiapkan balapan di sirkuit jalan raya itu.
Vietnam juga gagal melakukan debutnya sementara Italia kebagian jatah menjadi tuan rumah tiga balapan, untuk pertama kalinya dalam sejarah F1.
Sejumlah sirkuit juga menggelar dua balapan beruntun tahun ini.
Baca juga: Mercedes distribusikan alat bantu pernafasan untuk perangi COVID-19
Selanjutnya komitmen ...
Komitmen memerangi rasisme
Berita olahraga tahun 2020 tak melulu soal dampak pandemi.
Protes yang terjadi di Amerika Serikat menyusul kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal karena kebrutalan polisi Minneapolis pada Mei, kemudian diikuti insiden penembakan warga kulit hitam lainnya, Jacob Blake di Kenosha, Wisconsin, menjadi pemicu gerakan global yang menyatukan tak hanya masyarakat pada umumnya, tetapi juga atlet di seluruh dunia.
"We Race as One" menjadi pesan kesetaraan yang disampaikan F1 tahun ini.
Hamilton, satu-satunya pebalap berkulit hitam di F1 dan yang paling vokal menyuarakan kesetaraan, bersama rekan-rekan pebalap berpose mengenakan kaus bertuliskan pesan "akhiri rasisme" di setiap jelang balapan tahun ini.
Tim juara dunia Mercedes bahkan mengganti livery khas berwarna perak mereka menjadi hitam sebagai komitmen mempromosikan keberagaman.
Baca juga: Atlet-atlet dunia turut perjuangkan kesetaraan di arena olahraga
Rekor baru
Berbagai rekor pecah tahun ini ketika Hamilton melewati capaian 91 kemenangan Michael Schumacher dan mengakhiri musim ini dengan kemenangan ke-95 selama karirnya dan menyamai tujuh titel sang pebalap legendarai dari Jerman.
Hamilton pun, yang menang 11 balapan tahun ini, kini menjadi pebalap tersukses sepanjang masa.
Pebalap berusia 35 tahun itu mengakhiri musim ini dengan raihan poin yang bahkan tidak bisa disamai oleh gabungan poin dua pebalap Red Bull, yang finis peringkat dua konstruktor, dan unggul 124 poin dari rekan satu timnya, Valtteri Bottas.
Mercedes, yang merebut dua titel untuk ketujuh kalinya secara beruntun memenangi 13 balapan tahun ini dan melewatkan hanya dua pole position.
Di akhir tahun, Sirkuit Silverstone mengabadikan nama Hamilton sebagai nama jalur pit sirkuit kebanggaan Inggris itu.
Baca juga: Tujuh titel, keberagaman dan masa depan Formula 1 di mata Hamilton
Selanjutnya penantang dan pecundang
Penantang dan pecundang
Sementara itu Sergio Perez mengakhiri penantiannya menjuarai Grand Prix untuk pertama kalinya di start balapan ke-190 setelah berjuang dari posisi paling belakang hingga merebut podium teratas di Grand Prix Sakhir, Bahrain.
Pebalap Meksiko itu juga sempat terjangkit COVID-19 dan digantikan oleh Nico Hulkenberg dalam dua balapan di Silverstone.
Pierre Gasly juga tampil sensasional meraih kemenangan perdananya dengan membawa AlphaTauri finis terdepan di Monza.
Ferrari, tim paling sukses di F1, turut bergabung dengan tim-tim lain menandatangani Concorde Agreement dan merayakan balapan ke-1000 mereka di Mugello, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah menggelar balapan F1.
Tim asal Italia itu, akan tetapi, menjalani musim terburuknya sejak 1980, tanpa kemenangan dan finis peringkat enam klasemen.
Mereka juga harus berpisah dengan juara dunia empat kali Sebastian Vettel yang pindah ke Racing Point yang akan menjelma menjadi Aston Martin.
Baca juga: Kemenangan pertama di F1 bak mimpi bagi Perez
Baca juga: Vettel pamit dari Ferrari dengan lagu dan trofi
Tren positif, sementara itu diperlihatkan oleh Mclaren ketika finis peringkat tiga konstruktor di belakang Mercedes dan Red Bull.
Tim asal Woking, Inggris itu juga baru saja mendapat investor baru di saat Daniel Ricciardo siap bergabung dengan mereka tahun depan.
Red Bull tahun ini meraih hanya dua kemenangan lewat Max Verstappen, termasuk di seri pemungkas Abu Dhabi, dan berharap lebih kompetitif pada 2021 di saat regulasi tidak berubah banyak.
Sedangkan tim Williams tengah tahun ini harus dijual kepada firma investasi asal Amerika Serikat Dorilton Capital menyusul krisis finansial dan performa yang melanda tim mantan juara dunia itu.
Williams gagal mencetak poin untuk pertama kalinya sejak 1970.
Pebalap mereka George Russell merupakan talenta yang menjanjikan. Pebalap Inggris itu mendapat kesempatan emas setelah ditarik sementara ke Mercedes untuk menggantikan Hamilton yang positif COVID-19 di Bahrain.
Namun, harapan Russell meraih podium bersama Mercedes sirna ketika kesalahan fatal kru ketika pitstop dan kebocoran ban menimpanya di balapan penultima itu.
Meski demikian, Russell berhasil menyematkan dirinya di daftar calon penantang serius yang patut diwaspadai.
Baca juga: FIA mulai investigasi kecelakaan Grosjean di Grand Prix Bahrain
Baca juga: Russell redam spekulasi kepindahan dini ke Mercedes
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020