Yogyakarta (ANTARA) - Kawasan utama wisata di Kota Yogyakarta, Malioboro, menambah sejumlah sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19, sekaligus sebagai persiapan menjelang libur akhir tahun.

“Sekarang sudah ada tampilan yang berbeda di pedestrian sepanjang Jalan Malioboro. Ada semacam gate di tiap zona,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, selain untuk kebutuhan estetika kawasan, keberadaan gerbang tersebut juga digunakan untuk pos pendataan dan pengecekan suhu bagi wisatawan yang akan masuk.

Di setiap gerbang sudah dilengkapi dengan QR Code yang wajib dipindai oleh wisatawan dan pengecekan suhu.

Baca juga: Wisatawan melanggar protokol kesehatan di Malioboro masih ditemukan

Baca juga: DIY uji coba rekayasa lalu lintas dukung pedestrianisasi Malioboro

“Tambahan sarana dan prasarana tersebut juga menjadi bagian persiapan kami menyongsong libur akhir tahun supaya protokol kesehatan bisa dijalankan lebih baik,” katanya.

Penambahan sarana dan prasarana kesehatan di sepanjang pedestrian Jalan Malioboro tersebut, lanjut Maryustion merupakan realisasi dari penggunaan dana hibah pariwisata yang diterima Kota Yogyakarta dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Pemerintah Kota Yogyakarta menerima dana sebesar 30 persen dari total dana hibah yang diberikan kementerian. Ini kami gerak cepat dan merealisasikannya dalam bentuk pemenuhan sarana prasana protokol kesehatan di tempat wisata,” katanya.

Sedangkan untuk pelaku usaha hotel dan restoran, lanjut Maryustion, pencairan dana hibah masih terus berproses. “Pada 20 Desember, akan diketahui total jumlah hotel dan restoran yang menerimanya,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, tambahan gerbang di pedestrian Jalan Malioboro ditujukan untuk mengurangi kontak erat antara petugas keamanan Malioboro atau Jogoboro dengan wisatawan.

“Jogoboro tidak perlu memeriksa suhu dengan thermogun lagi. Kami juga sudah memperbaiki tanda larangan untuk tempat duduk yang sempat rusak. Ini bagian dari penguatan kami menghadapi libur akhir tahun,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Heroe, Jogoboro diharapkan lebih fokus terhadap pengawasan pengunjung dan mengingatkan wisatawan untuk menggunakan masker dengan benar, tidak berkerumun atau menegur ketika mereka merokok sembarangan. Saat ini, Malioboro sudah ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok.

“Kami juga tetap memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung dalam satu waktu di tiap zona di Malioboro. Maksimal 500 wisatawan dalam sekali waktu,” katanya yang menyebut terdapat lima zona di kawasan Malioboro.*

Baca juga: Pemda DIY fungsikan hotel di Malioboro sebagai sentra UMKM

Baca juga: Yogyakarta anggarkan Rp400 juta bersihkan pedestrian kusam Malioboro

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020