Mari ke Maluku untuk berbisnis dan berinvestasi [...] dan kami tidak akan pernah menghambat investor Uni Eropa untuk berinvestasi di negeri raja-raja ini,
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Maluku menawari Uni Eropa (EU) untuk berinvestasi pada sektor kelistrikan dan telekomunikasi di wilayah itu dalam kerja sama di bawah kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA).
Berbicara di hadapan otoritas dan perwakilan bisnis EU dalam sebuah pertemuan virtual, Senin (14/12), Gubernur Maluku Murad Ismail memaparkan kondisi daerahnya yang berada di tengah upaya peningkatan akses listrik dan saluran komunikasi bagi seluruh penduduk.
"Kami menawarkan kepada investor Uni Eropa untuk membaca peluang investasi di bidang kelistrikan di Maluku [...] kami juga menawarkan peluang investasi di bidang telekomunikasi," ujar Murad dalam pidatonya.
Baca juga: EU hibahkan 15 juta euro untuk Indonesia lewat ARISE+
Baca juga: UE: Perjanjian dagang Indonesia-EU CEPA tidak bahas minyak sawit
Ia menjelaskan bahwa dalam hal kelistrikan, "sampai saat ini lebih kurang 80 persen dari jumlah pulau berpenghuni di Maluku sudah dialiri listrik, dan baru 65 persen terlayani selama 24 jam per hari", sehingga pemerintah menargetkan seluruh masyarakatnya dapat menikmati listrik sehari penuh pada tahun depan.
Sementara di sektor telekomunikasi, kata Murad, sejauh ini baru sekitar 55 persen dari jumlah desa di Maluku yang sudah mempunyai jaringan telekomunikasi --dengan angka itu, pemerintah juga mengupayakan semua wilayah dapat mempunyai akses jaringan telekomunikasi pada 2021.
Di samping itu, Maluku telah siap dengan empat sektor unggulan wilayahnya itu dapat turut serta dalam kerangka perdagangan komprehensif dengan Uni Eropa, yakni perikanan, perkebunan, pariwisata, serta pertambangan dan energi.
"Mari ke Maluku untuk berbisnis dan berinvestasi [...] dan kami tidak akan pernah menghambat investor Uni Eropa untuk berinvestasi di negeri raja-raja ini," kata Murad, yang lanjut membuka pertemuan bisnis antara pelaku usaha Uni Eropa dan Maluku secara virtual.
Pemerintah Indonesia dan otoritas Uni Eropa sama-sama mendorong tercapainya kesepakatan dalam perundingan I-EU CEPA, yang saat ini prosesnya masih berjalan kendati di tengah situasi pandemi COVID-19.
Perundingan I-EU CEPA diluncurkan pada 2016 lalu dan hingga saat ini telah mencapai putaran ke sepuluh, sementara intersesi secara virtual sempat dilaksanakan pada pertengahan tahun ini.
Duta Besar EU untuk Indonesia Vincent Piket, dalam pertemuan yang sama, menyatakan dirinya optimistis bahwa kedua belah pihak memberikan kemajuan yang stabil dalam proses perundingan I-EU CEPA.
Baca juga: Perundingan Indonesia-EU CEPA tetap berlangsung di tengah pandemi
Baca juga: Tolak diskriminasi sawit, Indonesia minta itikad baik EU
Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020