Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan soal adanya kabar dirinya mendapat tawaran jabatan Menteri Sosial (Mensos) dari Presiden Joko Widodo, dirinya menyerahkan sepenuhnya keputusan terkait hal itu kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Nanti kita lihat, saya ikut bu Mega saja," kata Wali Kota Risma saat ditemui wartawan di rumah dinasnya Jalan Sedap Malam, Surabaya, Senin.
Meski demikian, lanjut dia, hingga saat ini dirinya belum mendapat tawaran dari siapapun termasuk Presiden Jokowi terkait hal itu.
Baca juga: Wali Kota Risma dikabarkan dapat tawaran jadi Mensos
Saat ditanya apakah sudah ada komunikasi terkait hal itu, Risma mengatakan belum ada karena saat ini tahapan Pilkada Surabaya 2020 masih belum selesai.
Begitu juga saat ditanya jika ada tawaran jabatan Mensos, Risma mengatakan akan melakukan shalat Istikharah dulu untuk memohon petunjuk Allah.
"Nanti dilihat dulu, istikharah bisa apa tidak?. Nanti iya iya,tapi ternyata tidak bisa gimana," ujarnya.
Mengenai kapasitas yang dimiliki Risma sebagai wali kota berprestasi dinilai cukup mampu mengisi jabatan Mensos, Risma mengatakan tidak boleh sombong dan takabur.
Baca juga: Survei SMRC: 97 persen warga Surabaya puas kinerja Risma
"Yang bisa mengukur saya, ya, saya sendiri bukan orang lain," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya Yusuf Lakaseng sebelumnya mengatakan pihaknya memperoleh kabar bahwa Risma mendapat tawaran menjadi Mensos menggantikan Juliari P Batubara yang tersangkut kasus korupsi bantuan sosial (Bansos) COVID-19.
"Saya dapat kabar, jika nantinya Ibu Risma ditunjuk Presiden Joko Widodo, menjadi Mensos di Kabinet Indonesia Maju," katanya.
Yusuf semakin yakin jika kinerja Wali Kota Risma cukup bagus. Terlebih lagi, kata dia, Risma sudah mengubah wajah Surabaya, bahkan sudah dunia.
Baca juga: Survei SCG: Warga Surabaya puas kinerja Risma tangani COVID-19
"Di Surabaya, wali kota bisa langsung meloncat ke menteri, tanpa harus menjadi Gubernur Jawa Timur terlebih dahulu. Ini menunjukkan, kalau Surabaya itu kota mendunia," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020