Itu harus mencintai bukan hanya ditoleransi, tapi harus dicintai
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan pentingnya anak memiliki kemampuan beradaptasi dan memiliki minat belajar hal baru sebagai karakter yang dibutuhkan dalam persaingan global, yang dirangkum dalam profil Pelajar Pancasila.
"Adaptibilitas dan kemampuan belajar sepanjang hayat itu mahapenting. Kalau anak kita tidak bisa melihat situasi itu situasi baru dan tidak memiliki minat dan tidak punya minat belajar sesuatu yang baru, itu masalah," katanya dalam acara Malam Apresiasi Cerdas Berkarakter 2020 yang diselenggarakan Pusat Pendidikan Karakter Kemendikbud, dipantau dari Jakarta pada Sabtu malam.
Ia mengemukakan bahwa sebagai hal luar biasa penting agar anak memiliki minat memperbaiki diri dan belajar secara mandiri.
Oleh karena itu, Kemendikbud telah merangkum karakter yang diperlukan oleh anak dalam Pelajar Pancasila yang memiliki enam komponen, yang menjadi acuan dalam sistem pendidikan.
Yang pertama, katanya, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia sebagai bentuk acuan untuk membentuk karakter yang memiliki integritas, spiritualitas, dan moralitas.
Baca juga: Kemendikbud beri Apresiasi Cerdas Berkarakter ke para pegiat karakter
Profil kedua adalah berkebinekaan global yang dibutuhkan untuk berkompetisi secara global, di mana pelajar Indonesia bisa mencintai perbedaan seperti suku, agama, dan opini.
"Itu harus mencintai bukan hanya ditoleransi, tapi harus dicintai," kata Nadiem.
Yang ketiga, bernalar kritis untuk kemampuan memecahkan masalah di berbagai macam aspek dalam kehidupan, bukan hanya teoritis dalam mata pelajaran dan mempertanyakan informasi untuk menjadi individu yang kritis.
Profil keempat adalah kreativitas karena di dunia masa depan tidak hanya berkaitan dengan seni dan budaya tetapi juga dalam menghadapi berbagai situasi.
"Kemampuan berinovasi untuk dirinya sendiri," ujar pria yang akrab disapa Mas Menteri itu.
Profil kelima adalah mandiri karena pentingnya anak memiliki motivasi mandiri untuk mencapai yang dia inginkan.
Yang terakhir adalah gotong royong, yang menurut Nadiem, salah satu kompetensi teknis yang penting untuk anak di masa depan.
"Kemampuan untuk berkolaborasi, karena di masa depan kemampuan kita bekerja sebagai tim itu akan menjadi luar biasa penting," demikian Nadiem.
Baca juga: Kemendikbud selenggarakan PUSAKA 2020 siapkan SDM unggul
Baca juga: Akun pembelajaran bagi siswa dan guru diluncurkan Kemendikbud
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020