Rumah sakit berupaya melayani semaksimal mungkin

Bandarlampung (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) tetap membuka pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) setelah 24 tenaga kesehatan terpapar COVID-19.

"Untuk perawatan instalasi gawat darurat COVID-19 tetap dilayani di Gedung Mahan Nyunyai lantai 1 dan untuk pelayanan non COVID-19 tetap dilakukan pula," ujar Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek, Mars Dwi Tjahjo, saat dihubungi di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan perpindahan sementara pelayanan ruang instalasi gawat darurat di Gedung Mahan Nyunyai lantai 1 UGD untuk dilakukan sterilisasi pencegahan infeksi.

"Pelayanan non COVID-19 tetap ada di poli yang tersedia sesuai jam kerja, sedangkan untuk kasus rujukan di luar jam kerja bisa langsung berkoordinasi oleh dokter yang merawat untuk mendapatkan perawatan di IGD reguler mulai Senin 14 Desember," ucapnya.

Menurut dia rumah sakit terus berupaya secara maksimal untuk melakukan penanganan COVID-19, namun peran serta masyarakat untuk memutus mata rantai persebaran juga dibutuhkan.

Baca juga: Kasus meninggal akibat COVID-19 Lampung bertambah 5 total 206 kematian

Baca juga: DLH Lampung catat sampah COVID-19 per September capai 2 ton

"Rumah sakit berupaya melayani semaksimal mungkin, tapi rumah sakit adalah pertahanan terakhir untuk menangani COVID-19, yang terpenting justru promosi ditingkat masyarakat untuk taat protokol kesehatan guna mencegah persebaran," ucapnya lagi.

Tanggapan serupa juga dikatakan oleh Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim.

"Ada 24 tenaga kesehatan yang terpapar sehingga Gubernur memberikan kebijakan untuk menutup sementara IGD, oleh karena itu protokol kesehatan wajib dilakukan terlebih lagi nanti ada Peraturan Daerah yang memuat sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan," ujar Chusnunia Chalim.

Ia mengatakan untuk menjaga keluarga dan tenaga kesehatan dari paparan COVID-19 masyarakat diminta untuk terus berpartisipasi disiplin menerapkan protokol kesehatan meski vaksin telah ditemukan.

"Vaksin jumlahnya terbatas jangan terlalu terbawa euforia hingga abai hal yang utama untuk memutus mata rantai yakni protokol kesehatan, APD sudah tersedia bagi tenaga kesehatan namun ketaatan masyarakat juga akan membantu menyelamatkan tenaga kesehatan kita dari COVID-19," katanya lagi.

Baca juga: Dinkes: Satu orang PDP COVID-19 di RSUDAM meninggal dunia

Baca juga: RSUDAM: 14 dari 24 tenaga kesehatan terpapar COVID-19 telah sembuh

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020