Dia (pemilik usaha) tidak mau dan pengunjung akhirnya terprovokasi
Jakarta (ANTARA) - Aksi pemukulan terhadap Lurah Cipete Utara, Nurcahya diduga terjadi karena provokasi pemilik Waroeng Brothers (WB) ketika kegiatan pengawasan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan itu.
Lurah Cipete Utara, Nurcahya, saat ditemui di Jakarta, Jumat, menyebutkan pemilih usaha WB menolak saat diminta untuk memenuhi panggilan ke Kantor Kelurahan Cipete Utara guna menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukannya karena melebihi batas waktu operasional dan tidak mematuhi protokol kesehatan.
Pada malam kejadian tersebut, lanjut dia, pemilik WB beralasan hari sudah malam pukul 00.30 WIB dan jam operasional pemerintahan sudah berakhir pukul 15.00 WIB.
"Saya bilang tidak apa-apa, jam kerja saya 24 jam. Dia (pemilik usaha) tidak mau dan pengunjung akhirnya terprovokasi," kata Nurcahya.
Awal mula peristiwa keributan terjadi hingga berakhir pemukulan tersebut, terjadi saat Nurcahya sedang melakukan pemantauan kerumunan di Jalan Antasari, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/11) lalu.
Baca juga: Waroeng Brothers Jakarta Selatan ditutup permanen
Nurcahya melanjutkan, memonitor wilayahnya hingga ke Jalan Pelita, untuk mengecek pengerjaan saluran oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) sepanjang 350 meter.
Pada saat pengecekan di titik akhir saluran, Nurcahya yang berpatroli bersama dengan anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dan Satgas COVID-19 tingkat RT mendengar suara hingar bingar dan gegap gempita orang bernyanyi-nyanyi yang ramai.
"Spontanitas saya beserta FKDM, PPSU dan Ketua RT ingin memonitor keadaan di WB ini," kata Nurcahya.
Nurcahya telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan. Tak lama setelah laporan dibuat, seorang pelaku berinisial RQ (22) ditangkap terkait pemukulan tersebut, sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mako Polres Metro Jakarta Selatan.
Menurut Nurcahya, WB sudah berkali-kali dilaporkan oleh masyarakat karena merasa terganggu kenyamanan dan ketentramannya oleh kegiatan di warung kopi tersebut.
Baca juga: Lurah Cipete Utara jadi korban pemukulan pelanggar PSBB
Melihat kebisingan di tengah malam tersebut, Nurcahya tidak lantas membubarkan orang-orang yang ada di dalam WB tetapi berupaya memanggil pemilik warung yang diketahuinya bernama Feri.
"Saya sampaikan kepada Pak Feri, ini bagaimana, kan masih PSBB kenapa seperti ini situasi dan kondisinya, saya minta Pak Feri untuk bicarakan ini di kantor saja," ujar Nurcahya.
Pada saat itu, lanjut Nurcahya, pengunjung warung tersebut terprovokasi, terjadi ketegangan. Saat hendak meninggalkan tempat tersebut, Nurcahya dikejar oleh sekelompok orang dari warung tersebut, hingga terjadi pemukulan.
Nurcahya tidak mengenal siapa yang melakukan pemukulan terhadap dirinya, karena peristiwa terjadi begitu cepat, ada yang memegang dirinya dan menarik lehernya, hingga memukulnya.
"Jadi, saya dipukulnya di jalan raya. Saya tidak kenal siapa yang mukul, karena hampir semua, ada beberapa orang itu sayang dipegang, leher saya juga, seperti yang tampak di video yang beredar itu," katanya Nurcahya.
Baca juga: DKI Jakarta perpanjang PSBB transisi hingga 21 Desember 2020
Akibat peristiwa tersebut, Nurcahya mengalami luka lebam di pipi dan terdapat bekas kuku yang menimbulkan rasa sakit sehari setelah kejadian.
Imbas dari kejadian tersebut, Satpol PP DKI Jakarta memberikan tindakan tegas dengan menutup secara permanen WB.
Selain karena telah melanggar PSBB transisi berkali-kali, juga tidak mengantongi izin dan menjual minuman keras.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020