Jumlah aset dan modal inti itu menempatkan bank hasil penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk, yang merupakan bank syariah BUMN hasil penggabungan, bakal memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti Rp20,4 triliun.

"Jumlah aset dan modal inti itu menempatkan bank hasil penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset," kata Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Bank Syariah Indonesia dinilai sejalan pembentukan ekosistem halal

Selain itu, lanjut dia, juga menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Ia menyampaikan bahwa rencana penggabungan usaha bank syariah BUMN, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) kian dimatangkan.

Pada Jumat, perubahan ringkasan rancangan penggabungan usaha (merger) yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo bank baru telah dilakukan.

Nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRIsyariah Tbk selaku bank yang menerima penggabungan bilamana seluruh prosesnya telah tuntas.

Disebutkan, kantor pusat Bank Hasil Penggabungan akan berada di Jl. Abdul Muis No 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.

Bank hasil penggabungan itu akan melakukan kegiatan usaha pascamerger di kantor pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah.

Hery yang juga Direktur Utama Bank Syariah Mandiri menyampaikan perubahan ringkasan rencana merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi bank yang menerima penggabungan yakni BRI Syariah.

"Pascamerger, bank hasil penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 direksi," katanya.

Ia menambahkan nama-nama tiap direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas syariah (DPS) bank hasil penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS yang diperkirakan dilaksanakan pada 15 Desember 2020.

Ia merinci 10 posisi direksi yang akan mengelola jalannya usaha bank hasil penggabungan terdiri atas direktur utama, dua posisi wakil direktur utama, dan masing-masing satu direktur wholesale & transaction banking.

Kemudian, direktur retail banking; sales & distribution; information technology & operations; risk management; compliance & human capital; dan finance & strategy.

Baca juga: Bank syariah BUMN hasil merger akan bernama Bank Syariah Indonesia
Baca juga: Wapres: Merger bank syariah diharapkan jadi jangkar ekonomi syariah

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020