Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk serangan Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan "Mavi Marmara" yang menewaskan belasan relawan.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin, mengatakan, apa pun alasannya tindakan Israel itu tidak bisa dibenarkan dan merusak upaya perdamaian yang didukung berbagai pihak di seluruh dunia.
"PBNU sejak awal tidak menginginkan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Ini pastinya merusak upaya perdamaian," kata Said Aqil.
PBNU menyatakan tindakan Israel kali ini tidak bisa didiamkan dan mendukung upaya pemerintah Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar untuk ambil bagian menyelesaikan tragedi itu.
Apalagi 12 warga negara Indonesia yang turut dalam rombongan misi kemanusiaan itu hingga kini belum tentu nasibnya.
"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar kita mendukung pemerintah Indonesia untuk ikut mengupayakan perdamaian di jalur Gaza," kata Said Aqil.
NU, demikian Said, telah melakukan upaya-upaya agar cita-cita Palestina merdeka bisa terwujud.
Mavi Marmara yang ditumpangi 700 relawan dari berbagai negara merupakan salah satu dari enam kapal "Freedom Flotilla" atau armada kebebasan yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Israel menembaknya dengan dalih tentara mereka dikeroyok para penumpang kapal itu.(*)
S024/H-KWR/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010