Korban pemerkosaan dan pembunuhan Ni Wayan Mariadi (9), jenazahnya baru dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Senin siang, untuk dilakukan autopsi atau pemeriksaan bedah mayat guna mengetahui penyebab kematiannya.
"Ini benar-benar mengenaskan. Saya sempat bingung, mau bagaimana. Apakah perlu dibawa ke rumah sakit atau bagaimana. Soalnya baik korban maupun tersangka pelaku anak sendiri," ujar Ketut Suamba, orang tua keduanya saat ditemui di RSUP Sanglah.
Dijelaskan, korban ditemukan tewas di pemandian umum Banjar Perasan, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Minggu (30/5) sore.
Bocah wanita yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan itu ditemukan tewas sekitar pukul 16.00 Wita di bak pemandian tak jauh dari rumahnya yang berada di kawasan kaki Gunung Agung, wilayah ujung timur Pulau Bali.
Setelah dievakuasi dan sempat dibawa ke rumahnya, jenazah korban kemudian dibawa petugas Puskesmas dan Polsek Kubu ke RSUP Sanglah, Denpasar, yang memerlukan waktu tempuh berjam-jam.
Proses autopsi yang dimulai pukul 13.00 Wita, berlangsung sekitar satu jam. Pihak keluarga langsung membawa pulang jenazah korban untuk dikuburkan.
Dari hasil penyelidikan kepolisian, korban diduga tewas di tangan kakak kandungnya sendiri, I Nengah Susanta(15).
Menurut Ketut Suamba, pihaknya semula merasa cemas karena hingga sore hari, anak kelima dari tujuh bersaudara itu belum juga pulang dan tidak diketahui kemana perginya. "Saya minta anak saya, Susanta, untuk mencari adiknya itu bersama adik yang lain. Kadek Tiarti (12)," ucapnya.
Betapa kagetnya Suamba, setelah mengetahui kabar Kadek Tiarti, bahwa Ni Wayan Mariadi ditemukan tewas di dekat bak mandi umum. Lebih syok lagi, korban diduga dibunuh kakak kandungnya sendiri setelah sebelumnya diduga diperkosa.
Dari pengembangan kasus yang dilakukan kepolisian, I Nengah Susanta mengaku jika ia telah memerkosa adiknya di rumah. Namun karena takut dengan ancaman adiknya yang akan melaporkan perbuatannya ke ayahnya, pelaku mulai gelap mata.
Pelaku yang tidak tamat SD itupun membujuk korban untuk diajak pergi ke lokasi pemandian umum. Setelah sampai di lokasi yang dituju, Susanta diduga membunuh adik kandungnya itu dengan cara menenggelamkannya ke bak mandi.
Berdasar pengakuan pelaku, diketahui jika aksi nekatnya itu terdorong nafsu seksual karena sering melihat korban tidak memakai celana saat bermain bersamanya.
Dari hasil autopsi terhadap korban, ditemukan tanda tanda mati tenggelam. Pada vaginanya juga ditemukan bekas kekerasan benda tumpul.
"Ada luka di leher, pundak dan paha. Namun tidak sampai fatal. Tetapi penyebab kematian korban akibat tenggelam," ujar dokter Dudut Rustyadi dari Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah.(*)
(T.T007/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010