Jakarta (ANTARA News) - Polisi sejak Senin pagi mempertemukan dua kelompok yang terlibat kerusuhan di Jalan Lingkar Luar Cengkareng, Jakarta Barat, yang diwarnai pembakaran mobil, motor, dan lapak pedagang.
"Polisi sudah mengambil langkah pertemuan dengan kedua belah pihak sejak pagi hingga siang dan kondisi semakin kondusif," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin.
Boy mengimbau seluruh komponen masyarakat yang terkait agar tidak emosional menyelesaikan dan menghadapi masalah, serta mempercayakan kepada polisi untuk menangani kasus kerusuhan itu.
Hingga saat ini, penyidik masih masih memeriksa enam saksi untuk mencari kejelasan pelaku pembakaran lapak dan penyebab kerusuhan.
Boy mengungkapkan, keenam saksi itu yang melihat perisitiwa pengeroyokan terhadap korban tewas, Endid Mawardi, dan saksi mata yang menyaksiakan langsung proses pengrusakan lapak dan kendaraan roda empat, serta roda dua.
Terkait adanya informasi keterlibat salah satu organisasi masyarakat yang terlibat pengrusakan, Boy menyatakan penyidik menangani kasus berdasarkan faktor obyektifitas dan subyektifitas yang terjadi di lapangan.
"Kita jangan menghakimi organisasi masyarakatnya, namun memfokuskan pada penyebab pengeroyokan dan pelaku pengrusakan," ujar Boy.
Pada Minggu tengah malam (30/5) sejumlah massa membakar 35 lapak, 13 kendaraan roda dua dan enam mobil di Jalan Lingkar Luar Barat, Cengkareng.
Pengrusakan itu diduga dipicu karena ketidakpuasan warga terhadap pengeroyokan Endid Mawardi hingga tewas setelah menderita luka bacok pada bagian leher.
Endid awalnya terlibat pertengkaran saat kendaraan milik saudaranya berserempetan dengan sebuah truk pengangkut kayu dan besi tua di dekat lokasi kerusuhan.
Boy menjelaskan bahwa kedua pihak tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan sehingga muncul pertengkaran besar hingga Endid tewas dikeroyok.
"Kemudian massa yang diduga rekan Endid membalas dengan cara membakar puluhan lapas dan beberapa kendaraan," tutur Boy.
(T.T014/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010