Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar informasi adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang tewas akibat serangan Tentara Israel ke kapal kemanusiaan Mavi Marmara untuk diperiksa kebenarannya.
"Presiden minta informasi itu dicheck," kata Juru Bicara Presiden Dino Patty Djalal saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dino menjelaskan dirinya saat ini sedang menunggu informasi lengkap dari Kementerian Luar Negeri mengenai kabar adanya WNI yang tewas akibat serangan tentara Israel itu.
Sedangkan mengenai tanggapan presiden atas penyerangan kapal yang membawa sekitar 700 relawan kemanusiaan itu, Dino mengatakan, Presiden menunggu informasi yang tepat dan jelas untuk mengomentari peristiwa ini.
"Kita sedang menunggu informasi dari Kemenlu mengenai kejadian ini," katanya.
Tentara Israel pagi ini menyerbu Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) termasuk kapal Mavi Marmara yang berisi 700 aktivis dari sekitar 50 negara.
12 WNI yang berada di kapal Mavi Marmara terdiri dari wakil tiga lembaga swadaya masyarakat KISPA, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), dan Sahabat Al-Aqsa serta lima wartawan, yaitu Aljazeera Indonesia, TV One, Hidayatullah.com, Majalah Alia, dan Sahabat Al Aqsha.
Beberapa kantor berita asing menyebutkan 16 orang terbunuh akibat serangan itu, namun belum diketahui apakah ada WNI yang turut menjadi korban.
(ANT/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
Rakyat Palestina akan tetap kelaparan hanya dengan pidato dan retorika, hanya dengan menolak bergaul dengan israel. Mereka butuh dukungan nyata Pak.
Misi kemanusiaan atau misi perang atas nama agama???
Jika memang misi kemanusiaan maka sifatnya NETRAL
Jangan ada misi-misi yang terselubung, akibatnya konyol seperti ini.
LIHATlah Pembukaan UUD 1945 \"Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia HARUS diHAPUSKAN, karena
tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.\"
KEHINAAN yg jelas-jelas.