Jakarta (ANTARA News) - Jumlah korban tewas dalam penyerangan Kapal Mavi Marmara oleh tentara Zionis Israel, pada Senin subuh, hingga saat ini masih belum jelas karena terputusnya akses informasi dengan kapal tersebut.
"Kabar yang kita peroleh, dua syahid (meninggal dunia) dan 30 orang lainnya luka-luka. Kita masih mencari informasi validnya seperti apa dan identitas para korban juga belum diketahui," kata Wakil Bendahara Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Nurdin, yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut dia, jumlah korban dan identitasnya itu diketahui dari sejumlah pemberitaan melalui internet.
Personel KISPA yang ikut dalam Kapal Mavi Marmara berjumlah empat orang yakni Ketua KISPA H Ferry Nur SSi, Wakil Ketua Muhendri Muchtar, Humas Hardjito Warno, serta relawan KISPA Oksianto.
Menurut Nurdin, keempat personel KISPA itu berangkat dalam misi kemanusiaan ke Jalur Gaza itu sejak 21 Mei 2010.
"Kontak dengan mereka terakhir pada Kamis (24/5) sebelum Kapal Mavi Marmara berlayar," katanya.
Nurdin meminta umat Islam mendoakan para relawan agar selamat dalam menjalankan misi kemanusiaan ke jalur Gaza, Palestia, tersebut.
"Seperti dua tahun lalu, walau ada tekanan dan ancaman Israel, Alhamdulillah para relawan bisa masuk Gaza. Israel memang sering mengancam dan hari ini mereka membuktikannya dengan penyerangan. Berita yang kami terima masih simpang siur, kita ingin segera memastikan kabar-kabar itu, termasuk jumlah korban dan identitasnya.
Sementara itu, Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C) dalam situsnya menyebut serangan tentara Zionis Israel terhadap Kapal Mavi Marmara, kapal bantuan kemanusiaan milik Insani Yardim Fakvi (IHH) Turki mengakibatkan sekitar 10 relawan syahid dan 50 lainnya mengalami luka-luka. Namun sampai saat ini belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai identitas para korban.
Kabar tersebut diperoleh dari informasi terakhir dari "video streaming" yang menayangkan kondisi dan kejadian langsung dari Kapal "Mavi Marmara" yang dapat diakses di website MER-C (www.mer-c.org) dan website IHH (www.ihh.org.tr).
Dari tayangan "video streaming" tersebut, terlihat helikopter Angkatan Laut Israel mengelilingi dan mencoba untuk mengintimidasi konvoi kapal yang sedang bergerak menuju Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Beberapa saat kemudian terlihat tentara Israel turun dari helikopter dan memasuki kapal Mavi Marmara yang berisi lebih dari 500 aktivis dan relawan peduli Palestina dari 30 negara.
Sejumlah relawan Indonesia yang ikut dalam misi kemanusiaan di kapal tersebut antara lain dari Tim MER-C, KISPA dan Sahabat Al Aqhsa, dan Hidayatullah.com.
Sementara itu, Rini, relawan MER-C yang dihubungi di kantornya mengatakan, pihaknya masih belum menerima kabar terbaru terkait penyerangan oleh tentara Zionis Israel itu.
"Kita juga terus menghubungi IHH (Insani Yardim Fakvi), lembaga kemanusiaan Turki yang menjadi koordinator tim bantuan kemanusiaan itu, namun belum ada perkembangan," katanya.
Empat relawan Mer-C dan satu kamerawan televisi ikut dalam misi kemanusiaan tersebut. Mereka adalah Nurfitri Taher (Upi) yang merupakan "project officer Mer-C", tenaga medis Arief Rahman, tenaga mekanik Nur Ikhwan Abadi, tenaga non medis Abdillah Onim yang akan ikut mendirikan rumah sakit di Gaza, serta wartawan TVOne M Yasin.
(A041/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
israel tak punya hak atas perairan itu, karena pada dasarnya teritorial itu hanya daerah caplokan yang ilegal