Jerusalem (ANTARA News) - Para aktivis pro Palestina dalam konvoi enam kapal yang berlayar ke Jalur Gaza telah mengabaikan perintah angkatan laut Israel untuk kembali.
Seorang pejabat Israel, yang menolak disebutkan namanya, Senin mengatakan, pejabat di kapal angkatan laut Israel telah mengatakan pada para aktivis itu melalui radio bahwa pilihan lain satu-satunya bagi mereka adalah menuju ke pelabuhan Ashdod di Israel untuk membongkar sekitar 10.000 ton bantuan, yang Israel kemudian akan kirim ke Gaza.
"Kami telah berkomunikasi dengan mereka dengan menggunakan radio, menjelaskan bahwa mereka telah menuju ke arah tempat yang tertutup bagi lalulintas maritim," kata pejabat itu seperti dilaporkan Reuters.
Konvoi itu, yang dipimpin oleh kapal Turki dengan 600 orang di atasnya, berangkat dari perairan internasional di lepas pantai Siprus, Ahad, sebagai tantangan terhadap blokade pimpinan-Israel atas Jalur Gaza dan peringatan bahwa mereka akan dicegat.
"Kami telah mengatakan pada mereka bahwa mereka akan disambut masuk dok di Israel, tempat semua barang kemanusiaan mereka akan dikirim ke Jalur Gaza," jelas pejabat itu. "Armada kecil itu mengabaikan peringatan."
Gambar video langsung dari salah satu kapal menunjukkan para aktivis mengenakan rompi dan seorang mengatakan ia dapat melihat kapal angkatan laut Israel di sekitarnya. Ia menjelaskan angkatan laut Israel telah menghubungi kapten kapal dan memerintahkannya untuk memutar haluan.
Tiga kapal Israel telah berangkat dari Haifa untuk menemui konvoi itu, tutur seorang wartawan yang naik kapal itu.
Israel telah mengatakan mereka akan mencegah konvoi itu mencapai Jalur Gaza, yang diperintah oleh kelompok Islam garis keras Hamas.
Hamas sendiri bersiap untuk menerima konvoi di pelabuhan kecil di kota Gaza.
Para aktivis itu menghadapi penangkapan dan pendeportasian, dan kargo mereka akan disita dan diuji sebelum kemungkinan dikirim oleh Israel ke Gaza, menurut pejabat militer Israel.
Israel telah mendirikan kamp penahanan bagi para aktivis di kota pantai Ashdod.
Armada kecil itu diorganisir oleh kelompok-kelompok pro Palestina dan sebuah organisasi hak asasi manusia Turki. Turki juga telah minta Israel untuk membolehkan konvoi itu lewat dengan aman dan menyatakan 10.000 ton bantuan yang konvoi bawa itu adalah bantuan kemanusiaan.
Israel dan Mesir telah memperketat blokade terhadap Gaza setelah Hamas mengambilalih wilayah itu pada 2007. Israel melancarkan serangan militer yang menghancurkan di Gaza pada Desember 2008 dengan tujuan untuk menghentikan serangan roket ke kota-kotanya.
Sebagian besar dari 1,5 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza mengandalkan bantuan, menyalahkan Israel karena menerapkan pembatasan terhadap jumlah dan tipe barang yang negara itu izinkan masuk ke wilayah tersebut.
PBB dan negara besar Barat telah mendesak Israel untuk melonggarkan pembatasannya guna mencegah krisis kemanusiaan. Mereka minta Israel untuk membolehkan masuk beton dan baja untuk pembangunan kembali pasca perang.
Israel membantah ada krisis kemanusiaan di Gaza, mengatakan pangan, obat dan peralatan medis diperbolehkan dibawa masuk secara berkala. Negara itu mengatakan pembatasn tersebut penting untuk mencegah senjata dan material yang dapat digunakan untuk membuat senjata mencapai Gaza.
(S008/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010