digitalisasi SPBU merupakan momen penting bagi Telkom dalam menghadirkan sebuah sistem yang terintegrasi penyaluran BBMJakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) bersama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menuntaskan program digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia, guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memastikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) berjalan efektif dan efisien.
Digitalisasi SPBU merupakan sistem monitoring distribusi dan transaksi penjualan BBM di setiap SPBU secara real time untuk peningkatan standar layanan dan operasional.
"Penyelesaian digitalisasi SPBU merupakan momen penting bagi Telkom dalam menghadirkan sebuah sistem yang terintegrasi penyaluran BBM. Digitalisasi SPBU ini tentunya memberikan banyak manfaat yang dapat dirasakan tidak hanya bagi Pertamina sebagai penyalur BBM, tapi juga pemerintah dan masyarakat," kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Melalui digitalisasi ini, Pertamina dapat memantau kondisi stok dan penjualan BBM, transaksi pembayaran di SPBU serta pengelolaan penyaluran BBM bersubsidi.
Di samping itu, seluruh data digitalisasi tersebut dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang, seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, serta BPH Migas sehingga dapat saling mendukung untuk pengawasan penyaluran BBM termasuk yang bersubsidi yaitu Biosolar (B30) dan BBM penugasan Premium.
Beberapa fitur yang dapat diperoleh dari digitalisasi SPBU meliputi program prepurchase (bayar dulu baru isi BBM), cashless program dengan menggunakan digital payment, pencatatan nomor polisi kendaraan yang melakukan pengisian BBM subsidi.
Kemudian, profiling customer yang berbasis loyalty program aplikasi MyPertamina, di mana masyarakat akan memperoleh kemudahan dalam melakukan transaksi dan mengetahui ketersediaan BBM yang dibutuhkan.
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa menyampaikan pihaknya telah membuat program digitalisasi untuk semua penyalur BBM sehingga pengawasan dari BPH Migas akan lebih efektif ke depan.
"Sampai dengan saat ini hampir 100 persen ATG dan EDC sudah dipasang, hasil kerja sama Telkom dan Pertamina. Ini juga merupakan upaya agar APBN yang diberikan kepada subsidi bisa tepat volume dan tepat sasaran," kata Fanshurullah Asa.
Kolaborasi Telkom dan Pertamina ini dimulai sejak penandatanganan kerja sama digitalisasi SPBU, sebagai tindak lanjut dari penugasan Kementerian ESDM kepada Pertamina untuk menggunakan sistem pencatatan penyaluran BBM subsidi secara elektronik sampai di ujung titik serah penyalur (nozzle).
Dalam kurun waktu dua tahun berjalan, program ini telah selesai diimplementasikan dan manfaatnya telah dirasakan oleh berbagai stakeholder terkait, masyarakat hingga pemerintah.
Dukungan Telkom terhadap program digitalisasi SPBU Pertamina ini meliputi penyediaan infrastruktur telekomunikasi, baik melalui jaringan fixed, mobile, dan satelit; penyediaan perangkat Electronic Data Capture (EDC); penyiapan 290 agen contact center dan 600 petugas lapangan untuk melayani pengaduan gangguan SPBU; serta pembuatan command center untuk memantau perangkat di SPBU secara proaktif.
"Dengan adanya digitalisasi, tidak hanya di SPBU tapi juga industri lain, diharapkan dapat meningkatkan value BUMN maupun korporasi serta mendukung cashless transaction di lingkungan masyarakat sehingga nantinya mampu memperkuat ekonomi digital Indonesia," kata Ririek.
Baca juga: 3.000 SPBU Pertamina sudah menggunakan sistem digital
Baca juga: SPBU digital efektif dimulai pada Juni 2020
Baca juga: Pertamina layani pembayaran digital di 1.502 SPBU
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020