Penampilan tim kesenian Indonesia bertemakan "The Colours of Indonesia," mengakhiri acara Festival Budaya Indonesia yang digelar di gedung State Theater The Baltic House, St Petersburg, Rusia dihadiri lebih dari 500 undangan.
Pertunjukan kesenian Indonesia yang merupakan pertama kalinya digelar di kota budaya St Petersburg itu mendapat sambutan dari para penonton yang dengan antusias mengikuti pertunjukkan hingga selesai dan memberikan tepuk tangan meriah.
"Pertunjukkannya sangat bagus sekali," ujar Dalina Nikolavidna (46) yang baru pertama kalinya menyaksikan kesenian Indonesia dan wanita setengah baya yang datang bersama rekannya itu sangat terkesan dengan penampilan tari tarian Indonesia.
Festival Budaya Indonesia di Rusia, diselenggarakan di tiga kota Moskow, Tver, dan St. Petersburg sejak tanggal 24 Mei lalu dalam rangkaian memperingati perayaan 60 tahun hubungan Indonesia Rusia.
Sementara itu Fernando, mahsiswa dari Konsevatory St Petersburg sangat terkesan dengan penampilan kesenian Indonesia yang beragam dengan kostum yang berwarna warni. "Saya belum pernah sebelumnya menyaksikan busana tari yang berwarna warni," ujar Fernando.
Ia juga tereksan dengan musik yang dimainkan Dwiki Darmawan dan kawan kawan yang tergabung dalam Indonesia Ethnic Ansamble dengan bunyi bunyian yang sangat kuat dana sangat menarik.
Konsul Kehormatan RI di St Petersburg Valery Radchenko menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih dengan digelarnya Festival Budaya Indonesia di St Petersburg yang dihadiri Dutabesar RI di Rusia dan Ny Hamid Awaluddin, Gubernur DI Yogjakarta Sri Sultan Hemengkubuwono ke X beserta Kanjeng Ratu Emas dan Ketua dan wakil ketua Yayasan Sulam Indonesia Ny Triesna Jero Wacik dan Ny Sri Kuntari Sapta Munandar .
Dubes RI untuk Federasi Rusia, Hamid Awalludin mengatakan penyelenggaraan Festival budaya di kota St Petersburg merupakan rangkaian dari memperingati perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia.
Dikatakannya pementasan budaya Indonesia sebelumnya digelar di Moskow dan Tver itu merupakan balasan dari kegiatan yang sama yang dilakukan Rusia di Indonesia tahun lalu di Jakarta serta Yogyakarta.
Festival Budaya Indonesia merupakan implementasi "Program Kerja Sama Kebudayaan antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan Federal Agency for Culture and Cinematography of the Russian Federation untuk Tahun 2008 - 2010" dan bagian dari perayaan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Film dokumenter
Penampilan Festival Budaya Indonesia di kota St Petersburg diawali dengan penampilan video promosi Indonesia dan cuplikan film dokumenter tentang persahabatan hubangan diplomati antara Indonesia dan Rusia sejak zaman Soekarno hingga kunjungan Putin ke Indonesia yang diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam Festival Budaya Indonesia itu juga ditampilkan peragaan busana persembahan Yayasan Sulam Indonesia dengan menampilkan ramcangan busana karya disainer Indonesia seperti Didi Budiardjo, Stephanus Hamy dan Tutik Cholid yang dibawakan pragawati Indonesia Nien Indriyati dan Laurensia Mulyadi serta pragawati dari Rusia.
Peragaan Busana karya perancang Stephanus Hamy yang mengangkat Tenun Tapis mendapat sambutan penonton, yang bertepuk tangan selama peragaan busana digelar. Begirupun disainer Didi Budiarjo mengangkat tema Pilgrimage yang diinspirasikan oleh Ballet Russes pimpinan Diaghilev dan designer nya Leon Bakst, dan Matryoschka dan Babouschka, dengan memakai aneka kain tenun Indonesia serta.
Acara Festival Budaya Indonesia di St Petersburg diawali dengan penampilan Tari Lenggan Betawi dari DKI Jakarta, diikuti dengan Gebyar Batik dari Jogyakarta dan Tari Dadas Penaluh dari Kalimantan Tengah dibawakan para penari yang tergabung dalam sangar Cantika dan diikuti alunan musik Rhtym of Indonesia.
Kelompok Musik "Indonesia Ethnic Ansamble" dengan Art Director Dwiki Darmawan mengiringi para penari dan pragawati di atas pentas serta mempersembahkan ansamble musik ektik yang menjadi pertunjukan yang menarik.
Dwiki Darmawan memadukan kekayaan dan keragaman musik Indonesia menggunakan instrumen Rebana , Gendang Melayu, Kendang Sunda, Talempong, Kecrek, Bedug Dol Tabuik dan lain lain dalam irama yang enerjik mendapat sambutan penonton.
Bahkan saat Dwiki mengajak penonton bertepuk tangan mengikuti irama gendang mendapat sambutan meriah dari sekitar lebih dari 500 undangan yang memenuhi gedung theater yang megah ditengah kota St Petersburg.
Art Director festival Budaya Indonesia Haryati Abelam dari Direktorat Kesenian Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, kepada koresponden Antara London mengatakan kegiatan festival budaya Indonesia ini mencoba mengabung berbagai potensi kesenian yang ada masyarakat mulai dari Aceh hingga ke Papua.
Diakuinya kesenian tarian tradisonal Indonesia, mempunya ciri masing masing dan bahkan berkembang dengan pesat dengan ditampilkan tari kontemporer yang berpijak pada tradisi Cirebon dan mengembangkan gerak dengan kostume bernuasa lain.
Koordinator tim kesenian DKI Jakarta Nungki Kusumastuti mengatakan bahwa tari kontemporer dengan pe?ata tari Herlina dan dibawaknnya bersama Hani Herlina dari IKJ berpijak pada tari tradisi Cirebon itu berjudul Saat Membuka Saat menutup.
Idenya berangkat dari tradisi dimana penari topeng setiap saat membuka dan menutup topeng dan pada saat mengenakan topeng dan tidak menggunakan wajah manusia.
Festival Budaya Indonesia juga menampilkan tarian Zarra Zapin dari Jambi dibawakan dengan lincahnya dengan gerakan balet diawal tarian oleh para penari yang tergabung dalam dinas Pariwisata DKI Jakarta yang mendapat sambutan penonton.
Begitupun ketika Tarian Krincing Mas dibawakan dengan lincah oleh penari dari Jogjakarta dan ditutup dengan penampilan Tari Rateuh Saman gabungan dari DKI Jakarta dan sangar Cantika.
Festiva Budaya Indonesia diakhiri persembahan Rateuh Saman dari Aceh yang dibawakan tim kesenian DKI Jakarta dengan diiringi nyanyian yang disuarakan para penari sambil mengikuti gerak-gerak tarian dan dipandu seorang Syeh.
Gerakan penari yang serentak menjadi makin cepat sambil mereka duduk bersimpuh dalam suatu barisan yang lurus di lantai yang merupakan perkembangan dari gerakan-gerakan ritual yang mengiringi Umat Islam yang sedang berdoa dengan memuja Asma Allah itu menutup festival Budaya Indonesia.
Sementara itu juga digelar pameran photo photo persahabatan Indonesia Rusia serta demo membatik dari Batik Harni yang mendapat sambutan pengunjung serta demo spa dari Martha Tilaar yang dilakukan Lydia Astuty dan Yanti Mulyanti. (ZG/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010