Semula sudah diprediksi seandainya letusan Gunung Merapi eksplosif maka berpotensi status Siaga dalam jangka waktu yang lama sehingga mengakibatkan para pengungsi menjadi bosan di pengungsian.

Magelang (ANTARA) - Sebagian warga dari kawasan Gunung Merapi yang mengungsi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam beberapa pekan terakhir kembali ke rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Kamis, mengatakan para pengungsi mengalami kejenuhan sehingga mereka pulang ke rumah.

"Ternyata prediksi tersebut benar-benar terjadi dan sejak 26 November 2020, pengungsi dari Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun memutuskan kembali ke rumah," katanya.
Baca juga: Sultan HB X berharap warga Merapi bersabar tinggal di pengungsian
Baca juga: Pengungsi Merapi di Klakah Boyolali jumlahnya meningkat

Kemudian pada 30 November 2020, seluruh pengungsi dari Desa Ngargomulyo kembali ke rumah, kecuali kelompok rentan terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan disabilitas.

Selanjutnya pada 1 Desember 2020, katanya sebagian pengungsi dari Dusun Babadan II Desa Paten juga pulang dan tersisa 127 orang, pengungsi dari Desa Keningar pulang 26 orang. Total pengungsi yang sebelumnya sekitar 800 orang, kini tinggal 602 pengungsi.

Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan bahwa aktivitas Gunung Merapi sampai dengan saat ini masih tinggi.

"Gempa fase banyak sekarang 259, kemudian vulkanik dangkal 30, tetapi vulkanik dalam tidak ada. Kemudian deformasi kumulatif sudah hampir 5 meter, sedangkan erupsi tahun 2006 deformasi hanya 3 meter," katanya.
Baca juga: BPBD Sleman: Tidak ada ternak pengungsi Merapi yang dijual murah
Baca juga: Pemprov Jateng jamin kebutuhan pengungsi Merapi

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020