Militer mencetak ratusan ribu pamplet sebagai bagian tindakan balasan setelah tenggelamnya sebuah kapal perang Korsel di perairan Laut Kuning yang disengetakan kedua negara, Maret lalu.
Tindakan-tindakan itu juga termasuk persiapan-persiapan untuk memasang pengeras-pengeras suara propaganda di perbatasan yang tegang, setelah Korut mengecam keras terhadap rencana dimulainya kembali siaran-siaran propaganda itu, kata kantor berita Yonhap.
Yonhap mengutip seorang pejabat militer yang tidak disebut namanya mengatakan: " Penyebaran pamplet itu tergantung pada sikap Korut."
Kementerian pertahanan menolak mengkonfirmasikan berita itu.
Para penyelidik internasional, 20 Mei melaporkan kapal selam Korut menembakkan sebuah torpedo yang menenggelamkan kapal perang Cheonan itu. Korut membantah terlibat insiden itu, dan menanggapi tindakan balasan Korsel itu dengan ancaman-ancaman perang.
Korut memutuskan semua hubungan dengan Korsel, membatalkan perjanjian-perjanjian yang bertujuan mengalihkan kasus tenggelamnya kapal perang di perbatasan yang disengketakan itu dan berikrar akan menyerang setiap kapal yang memasuki perairan itu.
Negara komunis itu juga mengancam akan menembak pengeras-pengeras suara jika siaran propaganda itu dimulai kembali, dan menutup kawasan indusri bersama di wilayahnya.
Kedua pihak pada tahun 2004 sepakat untuk menghentikan secara
resmi propaganda, walaupun Korut masih mengecam keras kelompo-kelompok swasta Korsel yang melancarkan penyebaran pamplet anti Pyongyang di perbatasan itu.
AFP/H-RN/B002
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010