"Kami ingin mendengarkan keterangan pihak keluarga korban, karena salah satu mitra Komisi III DPR adalah kepolisian. Kami ingin dengar harapan keluarga korban kepada Komisi III DPR," kata Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmond J Mahesa, dalam RDPU Komisi III DPR itu, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Hadir dalam RDPU itu perwakilan keluarga dari enam korban penembakan di jalan tol itu, antara lain kakak Kadhavi, Anandra, ayah Lutfil Hakim, Daynuri, paman Andi Oktiawan, Umar, dan kakak M Reza, Septi.
Baca juga: Komnas HAM mintai keterangan Jasa Marga-Kapolda Metro terkait FPI
Mahesa mengatakan, RDPU itu tidak akan masuk pada ranah apakah peristiwa itu terjadi tembak-menembak seperti yang disampaikan polisi atau kasus penculikan. Karena itu menurut dia, dalam RDPU tersebut Komisi III DPR ingin mendengarkan harapan para keluarga korban.
Dalam RDPU itu, anggota Komisi III DPR, Sarifuddin Sudding, akan menindaklanjuti harapan keluarga korban agar keadilan bisa ditegakkan dalam peristiwa tersebut.
Sudding pun sempat menanyakan terkait kondisi jenazah para korban yang telah diserahkan kepada pihak keluarga lalu telah dimakamkan beberapa hari yang lalu.
Baca juga: PWI: Wartawan jangan ragu investigasi kasus kematian laskar FPI
"Saya ingin menanyakan kapan mendengar kabar bahwa keluarga Anda meninggal dunia, lalu kondisi jenazah bagaimana saat diserahkan kepada keluarga," kata dia.
Daynuri dalam RDPU itu menjelaskan pada Kamis (3/12), anaknya meminta izin bahwa dia ingin mengawal Rizieq Shihab.
Ia menjelaskan, pada pukul 14.00 WIB Minggu (6/12), dia masih berkomunikasi dengan anaknya, dan dikatakan belum bisa pulang namun dalam kondisi sehat, setelah itu dia tidak komunikasi dengan Lutfil.
"Anak saya tidak membawa senjata apapun, pisau saja tidak apalagi pistol. Lalu Senin sore (7/12) saya dapat kabar dari tetangga bahwa anak saya termasuk yang diculik," kata Daynuri.
Baca juga: Enam jenazah pengawal Rizieq dishalatkan di Masjid Al Islah Petamburan
Ia menceritakan saat memandikan jenazah Lutfil, terdapat empat luka bekas tembakan di dada kiri hingga tembus ke bagian belakang, pipi bengkak, dan punggung gosong seperti luka terbakar.
Sementara Umar menceritakan dia pada Sabtu (5/12) menghubungi keponakannya itu dan dikatakan kondisinya sehat serta masih mendampingi Shihab. Menurut dia, setelah itu dia tidak mendengar lagi kabar keponakannya itu hingga mendapatkan informasi sang keponakan telah meninggal dunia.
"Senin (7/12) siang saya dapat kabar, sebenarnya saya tidak tanggapi karena belum dapat gambar atau foto. Lalu Selasa (8/12) terjadi penyerahan jenazah Andi, saya lihat kenapa kondisinya seperti itu. Sadis," ujarnya.
Baca juga: Diawasi Propam, Polri pastikan penyidikan kasus penembakan profesional
Umar menjelaskan di tubuh keponakannya itu terdapat sekitar empat luka bekas tembakan dan dia menduga keponakannya mendapatkan tembakan dari jarak dekat, mata memar, dan kepala belakang bolong.
Adapun Anandra menjelaskan, pihak keluarga belum diberikan barang-barang pribadi milik adiknya, di antaranya telepon genggam, tas, dan dompet.
Ia mengatakan, mereka sudah menanyakan kepada pihak yang berwenang namun belum juga diberikan barang pribadi milik Kadhavi padahal di telepon genggam terdapat foto-foto keluarga yang direkam ketika Kadhavi masih hidup.
Ia menceritakan, saat ayahnya yang memandikan jenazah Kadhavi mengatakan bahwa di tubuh Kadhavi terdapat tiga luka tembakan di dada, di punggung terdapat luka seperti diseret, dan jidat berwarna biru.
Baca juga: DPR dukung Komnas HAM terkait insiden penembakan di Tol Japek
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020