Sekarang sekitar 400 kepala keluarga yang terisolir akibat longsornya jalan yang menghubungkan Dusun Tiban, Desa Sidoharjo dengan Desa Banjarsari, Kacamatan Kalibawang, kata Kepala Desa Sidoharjo Budi Hutomo Putro, Minggu siang.
Menurut dia, longsor yang diakibatkan hujan deras yang turun pada Sabtu (29/5) malam hingga Minggu dini tersebut terjadi di sembilan titik lokasi.
Tebing setinggi 50 meter longsor di pedukuhan Tiban, Desa Sidoharjo dan menutup akses jalan yang menghubungkan Samigaluh dengan Kalibawang, Muntilan dan Wates. Warga desa terpaksa memutar untuk keluar ke desa lain dengan menempuh jarak 10 kilometer.
Ia mengatakan, puluhan warga Sidoharjo dan Banjarasri melakukan kerja bakti membersihkan material tanah dan sebagian akses jalan sudah mulai terbuka.
"Namun ada beberapa material tanah yang kesulitan dibersihkan karena jumlahnya cukup banyak. Warga berharap adanya bantuan alat berat untuk membersihkan material ini," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan laporan yang masuk ada tiga rumah warga yang rusak akibat terkena longsoran tanah.
"Kondisi rumah yang rusaknya paling parah adalah milik Kamidi, sedangkan dua rumah lagi yakni milik Samijan dan Suryanto kerusakan tidak terlalu parah," katanya.
Sementara di wilayah Kecamatan Kalibawang, longsoran tanah juga menimbun sejumlah jalan di wilayah Banjarasri, sejumlah ruas jalan tertumpuk material tanah, dan pepohonan yang roboh.
"Longsoran tanah menyebabkan jalan menuju tempat ziarah Gua Maria Sendang Sono dan Watu Blencong di Boro Suci tertutup," kata Kepala Bagian Kesra Desa Banjarasri Mardi Utomo.
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kabupaten Kulonprogo Riyadi Sunarto menyatakan prihatin atas musibah tanah longsor ini dan tengah mengupayakan bantuan alat berat dan bantuan logistik.
"Kami juga telah menerjunkan tim untuk melakukan pendataan. Diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta, karena menimpa jalan dan tiga rumah warga. Bantuan akan kami upayakan secepatnya agar dapat kembali normal," katanya.
(U.V001/B013/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010