Jakarta (ANTARA) - Perjuangan panjang Utiatul Laili (52) warga Pagar Alam, Sumatera Selatan, dalam melawan penyakit yang diderita dengan menggunakan fasilitas program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Sekitar dua tahun yang lalu, Utiatul Laili mengalami menstruasi secara terus-menerus. Ia juga merasakan sakit pada daerah perut bagian bawah yang tak kunjung mereda.
"Saat itu, awalnya tidak dilakukan pengobatan dan menganggap hanya hal yang wajar karena sudah memasuki usia menopause," kata dia melalui keterangan tertulis BPJS Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Tapi, lanjut dia, karena tidak berhenti selama kurang lebih dua tahun serta rasa sakit pada daerah perut bawah mengharuskannya berobat menggunakan JKN-KIS. Pada saat itu dokter menyarankan untuk dilakukan kuret.
Baca juga: Kompetisi BPJS Visualthon 2020 gali inovasi layanan kesehatan JKN-KIS
Baca juga: JKN-KIS menambah semangat Anifa untuk sembuh
"Karena takut dikuret, saya meminta sama dokternya untuk memberikan resep obat terlebih dahulu. Harapannya, dengan obat itu tidak perlu menjalani kuretase," ujarnya.
Selama tiga bulan meminum obat yang diresepkan dokter, sakit Laili tak kunjung berhenti dan pendarahan menstruasi bertambah banyak sehingga ia akhirnya menjalani prosedur kuretase.
"Doa dan ikhtiar dengan obat sudah maksimal, tetap saja kuretase harus dilakukan," ujar aparatur sipil negara tersebut.
Meskipun telah menjalani kuretase, empat bulan berlalu ia kembali merasakan sakit dan pendarahan yang sama dengan sebelumnya sehingga terpaksa dilakukan operasi pengangkatan rahim oleh dokter kandungan di Rumah Sakit Besemah Kota Pagar Alam.
"Hemoglobin saya sempat drop setelah kehilangan banyak darah. Dokter juga mengatakan tidak ada jalan lain selain melakukan transfusi darah dan operasi pengangkatan rahim," ujarnya.
Meski telah melalui proses pengobatan yang panjang termasuk operasi, Laili bersyukur selama menjalani masa pengobatan tak perlu khawatir dan memikirkan biaya. Sebab, ia menggunakan kartu JKN-KIS yang menanggung seluruh biaya sejak awal.
"Saya berterima kasih kepada JKN-KIS karena semua biaya operasi dan berobat saya ditanggung semua," katanya.*
Baca juga: Masyarakat dapat jalani terapi saraf terjepit dengan JKN-KIS
Baca juga: BPJS Kesehatan apresiasi layanan industri keuangan terhadap JKN-KIS
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020