Robert, Kouisiana (ANTARA News) - Operasi berisiko BP "top kill" untuk menutup sumur minyak yang pecah di Teluk Meksiko telah gagal, raksasa energi tersebut mengatakan Sabtu, dan menambahkan bahwa perusahaan itu sekarang akan beralih ke strategi baru untuk hentikan kebocoran.
"Setelah tiga hari penuh mengupayakan "top kill", kami tak mampu mengendalikan arus dari sumur tersebut," kata Kepala Operasi British Petroleum atau P Doug Suttles pada suatu taklimat.
"Kami telah membuat keputusan untuk beralih ke pilihan berikutnya," katanya.
Para insinyur telah mengghabiskan waktu berhari-hari untuk memompa cairan pengboran berat ke dalam lubang sumur yang bocor di dasar samudra dalam upaya memberi tekanan tinggi guna menghentikan minyak mentah yang tersembur dan akhirnya menutup sumur itu dengan semen.
Namun upaya itu gagal, dan ketika ditanya secara khusus mengapa, Doug tak memberi jawaban langsung.
"Kami tidak mengetahui secara pasti," katanya. Ditambahkannya, "Kami tak dapat mengatasi aliran tersebut."
Pengumuman itu adalah kemunduran yang mengejutkan bagi upaya untuk menghentikan apa yang telah menjadi tumpahan minyak paling buruk di wilayah AS.
Lebih dari 20 juta galon minyak mentah diperkirakan sekarang telah mengalir tanpa dapat diperiksa ke dalam Teluk Meksiko sejak ledakan terjadi di Deepwater Horizon di anjungan pengeboran minyak 20 April, sehingga menewaskan sebelas pekerja. Anjungan itu tenggelam dua hari kemudian.
Raksasa energi Inggris tersebut telah menekankan bahwa operasi "top kill" adalah peluang terbaik untuk menghentikan kebocoran selain pengeboran tembok peredaan yang sepenuhnya baru, proses yang sudah dimulai tapi diperkirakan akan memerlukan waktu selama dua bulan lagi.
"Tentu saja, kami sangat kecewa saat pengumuman hari ini dan saya tahu anda semua sangat ingin melihat sumur ini terkendali," kata Penjaga Pantai AS Laksamana Muda Mary Landry pada taklimat itu.
"Itu telah menjadi tujuan nomor satu kami sejak hari pertama, tapi kami juga ingin memastikan anda bahwa kami memiliki tanggapan yang amat, sangat agresif dan kami akan terus melakukannya."
Berbagai upaya sekarang dipusatkan pada pemotongan pipa ke atas yang rusak yang tergeletak di dasar samudra, kemudian memasang alat penampung yang dapat menangkap minyak yang bocor dan meneydotnya ke permukaan.
BP dan Penjaga Pantai menyatakan akan diperlukan waktu empat sampai tujuh hari sebelum alat aneh tersebut --yang dijuluki "Lower Marine Riser Package", atau LMRP-- dapat dipasang, demikian AFP.
(T.C003/A011/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010