Dewasa ini terungkap kondisi bahwa terdapat kesenjangan antara kawasan Jawa selatan dan kawasan Jawa utara
Purwokerto (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mendorong perekonomian di kawasan Jawa Tengah bagian selatan melalui pengembangan infrastruktur transportasi dalam rangka meningkatkan konektivitas antarwilayah, kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Soekowardodjo.
"Peningkatan konektivitas antarwilayah di Jawa bagian selatan dan pembangunan ekonomi kawasan Jawa (bagian) selatan diperlukan mengingat kondisi kesenjangan yang terjadi antara kawasan Jawa selatan dan kawasan Jawa utara," katanya saat membuka webinar "Pengembangan Konektivitas Untuk Mendorong Perekonomian Kawasan Jawa Tengah Bagian Selatan" yang diselenggarakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Kamis.
Webinar yang digelar melalui aplikasi Zoom dan disiarkan akun Youtube milik Bank Indonesia Purwokerto itu menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kepala KPw BI Purwokerto Samsun Hadi, Wakil Ketua Komite I DPD RI Abdul Kholik, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat.
Soekowardodjo mengatakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dapat didorong oleh pemerataan ekonomi seluruh kabupaten/kota di provinsi itu.
"Dewasa ini terungkap kondisi bahwa terdapat kesenjangan antara kawasan Jawa selatan dan kawasan Jawa utara. Kesenjangan tersebut, antara lain terjadi pada kondisi infrastruktur perekonomian di kedua kawasan tersebut," katanya.
Dalam rapat koordinasi pusat dan daerah tahun 2017, kata dia, telah disepakati bahwa pemerintah bersama Bank Indonesia akan memperluas diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi di daerah yang diarahkan pada tiga kebijakan utama, di antaranya untuk memperkuat pembangunan infrastruktur dasar khususnya infrastruktur konektivitas, listrik, dan energi.
Ia mengatakan Provinsi Jawa Tengah telah menjadi bagian dari rantai produksi pengolahan nasional terutama garmen dan pakaian jadi, sementara industri tekstil di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Menurut dia, peningkatan infrastruktur yang lebih baik telah mendorong kelancaran aktivitas industri pengolahan di kawasan Jawa, sehingga mendorong terjadinya efisiensi industri tekstil nasional.
"Hasil riset kami juga menunjukkan terjadinya peningkatan perdagangan antarwilayah Provinsi Jawa Tengah dengan wilayah lainnya seiring dengan beroperasinya Tol Trans Jawa yang terintegrasi dari Provinsi Banten hingga Provinsi Jawa Timur," katanya.
Menurut dia, kehadiran Tol Trans Jawa tersebut mendukung perluasan distribusi komoditas pertanian Jawa Tengah.
Soekowardodjo mengatakan ke depan ada lima ruas jalan tol yang diusulkan pemerintah daerah untuk memperluas pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
"Tol tersebut akan semakin meningkatkan hubungan kawasan industri pertanian dan pariwisata di kawasan utara Jawa Tengah dengan kawasan selatan Jawa Tengah," katanya.
Ia mengatakan peningkatan konektivitas tersebut akan semakin meningkatkan keandalan logistik di Pulau Jawa dan mengurangi kesenjangan antara utara dan selatan Pulau Jawa pada umumnya.
Menurut dia, akselerasi pengembangan infrastruktur konektivitas tersebut membutuhkan koordinasi yang erat antara pemangku kepentingan khususnya pemerintah pusat dan daerah.
Baca juga: BI Jateng prediksikan pertanian hingga UMKM mampu pulihkan ekonomi
Baca juga: Ganjar tantang OJK dan BI tingkatkan ekonomi Jateng
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020