"Kalau untuk pengeboran pada tahun 2009 ada sekitar 10-11 sumur yang akan dibor atau hampir sama dengan tahun 2008 lalu," kata Manager Bisnis Suport PT Pertamina EP Region Sumatera, Srihadi seusai silaturahmi dengan Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin di Palembang, Senin.
Menurut dia, pengeboran sumur itu akan dimulai sekarang ini di daerah Prabumulih dan Pendopo, karena lapangannya hanya ada dua, sedangkan di daerah lain belum ada kalau untuk Sumsel.
"Jadi, kita tetap mempertahankan produksi dan meningkatkannya dengan jalan pengeboran dan seismik, karena arah tempat mendapatkan minyak dan mengetahui titik-titik untuk mendapatkan minyak," katanya.
Sementara itu Kepala Perwakilan BP Migas Sumbagsel, Eko Hariadi menyatakan, kalau di Sumsel ini cukup banyak sumur-sumur tua dan ada sekitar 3.200 sumur.
Semua sumur itu hampir berpotensi semuanya, kalau dari daerah Jambi ke Musi Banyuasin, Bayung Lincir sebelah kiri jalan banyak sumur-sumur tua, kemudian di desa Gajah Mati, ujar Eko.
Eko mengatakan, kendala dan hambatan yang dihadapi mengenai masalah pertanahan dan nilai ganti rugi tanah.
Sehubungan dengan seismik ada permasalahan, penghentian kegiatan seismik oleh masyarakat yang diback up oleh LSM dan upaya yang dilakukan dengan melakukan pembicaraan kembali dengan pemerintah daerah yang telah menerbitkan ijin prinsip pelaksanaan kegiatan oleh KKKS.
Kemudian gangguan keamanan masih banyak laporan KKKS menyangkut terganggunya kegiatan operasional mereka seperti sabotase, pencurian pipa, tubing, valve dan pencurian minyak mentah di wilayah kerja KKKS, ujarnya lagi.
Menanggapi hal itu Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin menyatakan, kendalanya rata-rata mengenai gangguan keamanan, kemudian untuk masalah ganti rugi lahan, peraturan daerah (perda) gubernur tentang ganti rugi memang terlalu murah dan nantinya akan disesuaikan dengan harga yang sekarang.
Selanjutnya mengenai kegiatan seismik, itu hanya tinggal melakukan pendekatan saja kepada masyarakat, kata dia lagi. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009