"Pertamina harus mampu memberikan kontrol pengawasan sebelum tabung gas tersebut digunakan oleh masyarakat, mengingat banyaknya kejadian ledakan tabung gas akhir-akhir ini dengan korban cukup banyak," kata Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Widijantoro di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, PT Pertamina seolah lupa melakukan pengawasan dan kontrol produksi untuk mendukung keamanan penggunaan tabung gas di masyarakat, misalnya dengan ditemukan tabung gas palsu.
Pascakonversi minyak tanah ke gas, lanjut dia, PT Pertamina belum memberikan informasi secara maksimal kepada masyarakat tentang cara penggunaan tabung gas secara aman.
"Penggunaan tabung gas tidak hanya menyangkut keamanan tabung, tetapi juga unsur lainnya seperti selang, regulator gas dan juga penggunaan serta perawatannya," katanya.
LKY juga menyoroti, sejumlah kasus ledakan gas yang terjadi dalam dua bulan terakhir tidak hanya berasal dari tabung gas berukuran tiga kilogram (kg) tetapi juga dari tabung gas berukuran 12 kg.
Ia menyatakan, PT Pertamina perlu memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang penggunaan dan perawatan tabung gas, seperti mengetahui usia penggunaan tabung gas.
"Saya yakin, masyarakat umum belum mengetahui umur pakai tabung gas. Pengetahuan ini penting supaya masyarakat paham dan bisa berhati-hati dalam penggunaan tabung gas," ujarnya.
Peristiwa ledakan gas terakhir di Indonesia terjadi di sebuah apartemen di DKI Jakarta yang menyebabkan dua penghuni apartemen tersebut mengalami luka bakar. Sejak April hingga Mei 2010, jumlah kasus ledakan gas di Jakarta, Tangerang dan Bekasi mencapai 14 kasus.(*)
(U.E013/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010