saatnya bagi kita untuk memerhatikan satu sama lain

Jakarta (ANTARA) - Selama pandemi COVID-19 yang berlangsung hingga menjelang penghujung akhir tahun 2020, sejak kasus pertama di Indonesia diumumkan pada 2 Maret, hampir tidak ada dunia usaha yang tidak terkena dampaknya.

Tak hanya pelaku dunia usaha besar yang terdampak pandemi itu, sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang biasanya tahan terhadap krisis pun terpukul.

Akibatnya, gelombang pemutusan hubungan kerja (PKH) pun tidak terhindarkan sehingga angka pengangguran pun meningkat di hampir semua sektor.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, di Jakarta, Kamis (5/11) 2020 menyebut jumlah pengangguran di Indonesia tembus 9,77 juta orang pada Agustus 2020.

Ia menyebut angka itu naik 2,67 juta orang dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Disebutkannya tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2020 melonjak menjadi 7,07 persen di mana realisasi itu naik dari posisi Agustus 2019 yang sebesar 5,23 persen.

"Tingkat pengangguran naik menjadi 9,77 juta orang. Paling besar terjadi di perkotaan, tingkat pengangguran terbuka sebesar 8,98 persen dan desa 4,71 persen," kata Suhariyanto dan menambahkan kenaikan pengangguran disebabkan pandemi COVID-19.

Artinya, dampak COVID-19 lebih terasa di perkotaan ketimbang di perdesaan.

Sebagai imbas dari kondisi tersebut, kini menjadi pemandangan umum di berbagi sisi perkotaan bermunculan pelaku-pelaku usaha baru yang memajang berbagai jenis usaha -- umumnya bidang kuliner -- seperti makanan, minuman, dan juga sembako.

Namun, di saat bersamaan, daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi juga tidak serta merta bisa membeli produk yang ditawarkan pelaku usaha baru itu, yang tidak sedikit adalah mereka yang menjadi korban PHK.

Baca juga: ACT Sulsel siapkan kupon warung gratis untuk pejuang nafkah harian

Baca juga: Bekasi dan e-Warong

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) berbincang dengan staf Dinas Ketahanan Pangan Sulsel saat mengunjungi Toko Tani Indonesia Center (TTIC) jalan Dr Ratulangi Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (21/4/2020). (FOTO ANTARA/HO-Humas Kementan).

Toko kelontong

Merujuk pada kondisi tak terelakkan itu, ketika membuka Kampanye Nasional "Bangga Buatan Indonesia" secara virtual, di Jakarta, Kamis (14/5) 2020 Presiden Joko Widodo menyeru dan mengajak masyarakat untuk membantu antarsesama, di antaranya untuk tetap berbelanja di UMKM, seperti di toko-toko kelontong.

Dengan berbelanja di toko-toko kelontong di sekitar tempat tinggal masing-masing, kata Presiden, adalah wujud kepedulian bersama untuk membantu tetangga yang tengah kesulitan.

Selain itu, di saat pandemi ini, dengan mendukung produk buatan Indonesia dan membelinya, maka kekuatan ekonomi baru akan muncul.

"Kita berupaya keras agar pandemi ini cepat berlalu, kita harus saling menjaga, saling mendukung, saling membantu. Saling menjaga sesama jangan sampai terpapar dan kita juga saling membantu agar ekonomi kita tidak terkapar," kata Jokowi.

Seruan yang sama juga disampaikan oleh Organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization of the United Nations/FAO).

Selama pandemi, FAO mengimbau masyarakat untuk membeli makanan dari usaha kecil dan menghargai petani, nelayan, dan peternak yang memroduksi pangan, berbelanja dengan bijaksana, dan makan makanan sehat.

"Sudah saatnya bagi kita untuk memerhatikan satu sama lain dan menghargai mereka yang berada di garis depan dalam pandemi ini. Mereka yang memroduksi pangan untuk kita makan setiap hari di masa yang sulit ini," kata Perwakilan FAO di Indonesia Stephen Rudgard dalam pernyataan resmi.

Karena itu, ada delapan imbauan yang disampaikan FAO, yakni pertama: mengingat para "pahlawan pangan" selama pandemi ini, seperti petani kecil nelayan, peternak, pengemudi truk dan para penjual di pasar atau swalayan yang menyiapkan bahan-bahan pangan untuk masyarakat.

Kedua, membeli makanan dari usaha kecil untuk mendukung mata pencaharian mereka di masa-masa sulit ini. Ketiga, ketika membeli makanan dari pasar selalu memakai masker untuk memastikan jarak fisik yang aman, dan jaga kebersihan tangan.

Keempat, berbelanja dengan bijaksana, yakni tidak membeli terlalu banyak pangan segar seperti buah, sayur, ikan, daging sapi, dan daging ayam pada satu waktu karena dapat mengakibatkan makanan rusak dan terbuang, dan ini akan meningkatkan sampah pangan dan menghabiskan uang.

Kelima, tidak perlu menimbun makanan di rumah karena COVID-19 tidak secara langsung mempengaruhi produksi makanan. Keenam, mengonsumsi pangan yang bergizi, beragam, seimbang, dan aman. Ketujuh, mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan di rumah, dan ikuti praktik pengolahan makanan yang baik.

Sedangkan kedelapan, membagikan makanan atau mendukung bank makanan, kelompok masyarakat, atau badan amal yang menyediakan makanan gratis bagi orang-orang yang rentan sebisanya karena kedermawanan sangat penting selama krisis ini.

Baca juga: Hadapi pandemi COVID-19, ACT Sumut berikan layanan makan gratis

Baca juga: ACT Sulsel: Layanan warung gratis berjalan selama pandemi COVID-19

Warga berbelanja di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) saat bazar di pasar Kranggan, Jetis, DI Yogyakarta, Rabu (22/4/2020). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww.

Program

Guna mendukung harapan seperti yang disampaikan Presiden Jokowi dan juga seperti diserukan FAO, beberapa kementerian melakukan berbagai program.

Bekerja sama dengan klaster pangan BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM menggagas program belanja di warung tetangga sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat terhadap produk UMKM.

Menurut Menkop UKM Teten Masduki program itu sekaligus mempermudah memasok kebutuhan sehari-hari masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Ia menjelaskan sasaran program ini adalah koperasi, UKM, dan masyarakat luas selama masa program April hingga Juni 2020 untuk tahap pertama dan kemungkinan berlanjut ke depan

Sembilan klaster pangan BUMN yang digandeng adalah RNI, Berdikari, Perindo, Perinus, PT Garam, BGR, PPI, SHS, dan petani, di mana pada program itu mereka sebagai "warehouse" untuk warung UMKM atau koperasi.

Kerja sama dengan klaster BUMN pangan itu dinilai strategis karena mereka mempunyai gudang di berbagai daerah di Indonesia sehingga jika proyek percontohan ini berhasil akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.

Program warung tetangga tersebut untuk komoditas yang tersedia pada tahap awal meliputi beras, telor, minyak, gula, sardin, kurma, dan tepung.

Program tersebut ke depan ditargetkan akan mengakomodasi warung yang terdaftar mencapai 30.000 warung dengan harga wajar

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga terus berupaya untuk menjaga ketersediaan bahan pangan pokok dan stabilisasi harga pangan.

Salah satunya dengan memperbanyak jumlah Toko Mitra Tani yang menyediakan bahan pangan berkualitas dan harga terjangkau bagi masyarakat.

"Kita berharap dengan bertambahnya Toko Mitra Tani di permukiman permukiman wilayah Jabodetabek tentu saja dapat meredam fluktuasi harga yang biasanya tinggi di awal Ramadhan, sehingga kita bisa langsung upayakan stabilisasi harga," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat meresmikan dua Toko Mitra Tani dan Pasar Mitra Tani di Koja, Jakarta Utara dan Rawasari, Jakarta Pusat pada awal Mei 2020.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menambahkan Toko Mitra Tani dapat menjual bahan pangan dengan harga terjangkau karena langsung mendapat pasokan dari petani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan).

Saling membantu, terlebih di masa krisis seperti pandemi COVID-19 saat ini, adalah hal yang sangat mulia.

Bahkan, di dalam Al Quran Surat Al-Maidah ayat 2, Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT) berfirman: "Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat".

Perintah tolong-menolong dalam agama dapat diterapkan dalam aksi kepedulian dan itu bisa diwujudkan dalam bentuk membantu pedagang kecil di sekitar dengan berbelanja di warung tetangga kita.

Baca juga: PKK Jaksel dirikan warung virtual bagi UMKM

Baca juga: Di Warung Berbagi bisa makan sepuasnya saat pandemi COVID-19

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020