Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal E. Halim mengatakan percepatan pemulihan ekonomi nasional mendorong kepercayaan konsumen atau pasar.
"Akselerasi pemulihan ekonomi nasional semakin membaik ditunjukkan oleh sejumlah indikator," kata Rizal dalam keterangannya, Kamis.
Menurut dia persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik pada November 2020. Hal ini tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) Saat ini pada bulan November 2020 yang tercatat sebesar 60,1 atau lebih tinggi dari 51,5 pada bulan Oktober 2020.
"Potret perekonomian nasional di atas menjadi harapan dan optimisme untuk mempercepat program program perekonomian di tengah situasi pandemi," jelasnya.
Ia mengatakan salah satu kunci dari penguatan perekonomian dan percepatan pemulihan ekonomi selain sinyal positif di atas adalah mengembalikan kepercayaan pasar (konsumen), stimulus daya beli, dan penguatan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca juga: Menko Airlangga: Vaksin dan UU Ciptaker kunci penggerak ekonomi 2021
Hal ini sangat penting khususnya mempertahankan konsumsi rumah tangga yang secara langsung dan tidak langsung akan menjadi engine pemulihan perekonomian nasional.
Dikatakannya pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 meskipun masih terkontraksi 3,49 persen secara tahunan atau year on year (yoy), namun realisasi tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang terkontraksi hingga 5,32 persen.
Kemudian, pemulihan ekonomi juga mulai terlihat dengan terus tumbuhnya realisasi penanaman modal asing (PMA), indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan retail, hingga surplus neraca perdagangan.
Baca juga: Pemulihan ekonomi dinilai sangat tergantung pada stabilitas keamanan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Januari–September 2020, neraca perdagangan surplus 13,51 miliar dolar AS.
Lebih lanjut Rizal mengatakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi naik 1,7 persen selama sembilan bulan 2020. Dalam periode tersebut, nilai investasi mencapai Rp611,6 triliun dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebanyak 861,6 ribu orang.
Menurut dia industri mulai bergeliat ditunjukkan dengan membaiknya PMI manufaktur Indonesia menurut laporan IHS Markit periode November 2020 berada di level 50,6 atau naik hampir 3 poin dari periode sebelumnya pada Oktober 2020, di level 47,8.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020