Seoul (ANTARA News) - Korea Utara menolak mentah-mentah bukti yang menunjukkan negara itu mentorpedo kapal perang Korea Selatan sehingga menewaskan 46 orang, dan mengatakan Pyongyang tidak memiliki kapal selam kecil yang dituduh digunakan untuk menyerang korvet Cheonan Maret lalu.

Komisi Pertahanan Nasional (NDC) Korea Utara, yang memiliki kekuasaan besar dan dipimpin oleh pemimpin Kim Jong-Il, mengadakan konferensi pers yang jarang dilakukan Jumat, dan membantah keterlibatan Pyongyang, menurut media resmi Korea Utara, sebagaimana dikutip dari AFP.

Mayjen Pak Rim Su, direktur bagian kebijakan NDC, mengatakan Korea Utara tidak memiliki kapal selam "kelas-Salmon" dengan bobot 130 ton, yang menurut Korea Selatan telah mentorpedo korvet Cheonan, 1.200 ton di perbatasan kedua negara, Laut Kuning.

"Kami tak punya kapal selam sejenis kelas-Salmon 130 ton," kata Pak seperti dikutip oleh TV Chungang, saat berbicara dengan para wartawan.

Investigasi multinasional yang dipimpin Seoul awal bulan ini menyimpulkan bahwa tenggelamnya kapal itu pada 26 Maret disebabkan oleh serangan torpedo Korea Utara.

Para penyelidik Korea Selatan mengatakan kapal selam kecil kelas-Salmon telah menerobos ke dalam perairan Korea Selatan melalui perairan internasional.

Namun Pak mengatakan, "Tak mungkin dipandang dari segi militer bahwa kapal selam berbobot 130 ton membawa torpedo seberat 1,7 ton menyusuri laut terbuka memasuki perairan Korea Selatan, menenggelamkan kapal dan kembali ke tanah air."

Dia juga membantah tuduhan Seoul bahwa kepingan yang diambil dari torpedo dirancang khusus yang ditampilkan di brosur Korea Utara, yang diduga dikirimkan kepada pembeli potensial yang tak disebutkan identitasnya dari torpedo Korea Utara.

"Siapa di dunia ini yang menyerahkan rancang-bangun torpedo pada saat penjualannya," katanya.

Kolonel senior Ri Son Gwon mengesampingkan nomor seri tulisan tangan pada kepingan torpedo, yang terbaca "1 bun" atau nomor satu adalah "palsu".

Korea Selatan mengatakan nomor seri tulisan tangan dalam bahasa Korea itu adalah bukti kuat keterlibatan Pyongyang dalam tenggelamnya kapal tersebut.

"Ketika kami mengambil nomor seri pada senjata-senjata itu, kami mengukirnya dengan mesin," kata Ri.

"Kami gunakan `bun` hanya untuk para pemain sepak bola atau bola basket," ia menjelaskan.

Ri mengecam insiden itu sebagai bikinan "panglima angkatan bersenjata negara boneka dan bos militernya".
(H-AK/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010