Yogyakarta (ANTARA News) - Obat yang dikonsumsi ibu hamil dapat mempunyai efek samping yang menyebabkan kecacatan pada janin, sehingga perlu ketelitian dalam pemilihan dan pemberian obat, kata Ketua Pengurus Besar Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia Prof Iwan Dwiprahasto, Jumat.

"Efek samping obat yang terjadi pada ibu hamil itu karena pada trimester pertama biasanya sangat rentan terhadap obat-obatan," katanya pada seminar "Emergency in Dentistry" di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Menurut dia, hal itu perlu mendapat perhatian dari para dokter agar lebih berhati-hati dalam memberikan resep pada ibu hamil, karena dampak dari alergi dan efek samping obat dapat menimbulkan kecacatan pada bayi yang dikandung.

"Saat ini di seluruh dunia masih ada sekitar 3.000 janin lahir tanpa tangan dan kaki akibat alergi dan efek samping obat yang dikonsumsi ibu hamil," katanya.

Selain pada ibu hamil, alergi dan efek samping obat juga dapat terjadi pada orang biasa. Salah satu dampak dari efek samping obat adalah alergi khususnya pada kulit.

"Salah satu bentuk alergi dan efek samping obat adalah urticaria yang ditandai dengan bengkak yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, kemerahan, meninggi di permukaan kulit, dan gatal. Bentuk alergi itu biasa dikenal masyarakat dengan nama biduran," katanya.

Ia mengatakan, efek samping obat yang lebih serius membutuhkan rawat inap. Hal itu perlu karena dapat menyebabkan kecacatan atau mengancam jiwa pasien hingga mengakibatkan kematian.

Namun, tidak setiap obat memiliki efek samping dengan waktu reaksi yang sama. Dalam dunia kedokteran jangka waktu itu disebut onset.

Menurut dia, efek samping obat yang akut akan bereaksi dalam waktu 60 menit setelah obat diminum, subakut dapat muncul dalam jangka wakti 1-24 jam, dan laten atau lambat muncul setelah lebih dari dua hari pascaobat diminum.

"Dokter sudah seharusnya mengenali faktor-faktor risiko dari efek samping obat, dilihat dari umur. Anak dan usia lanjut selalu berisiko lebih besar dibanding usia dewasa," katanya.

Ia mengatakan, perubahan fisiologi misalnya pada usia lanjut menyebabkan fungsi ginjal menurun. Hal itu menyebabkan penumpukan obat yang tidak perlu pada ginjal.

Alergi dan efek samping obat sering terjadi dalam dunia kedokteran, sehingga dokter diminta untuk berhati-hati dalam memberikan resep dan lebih teliti dalam mengedukasi pasien.

"Namun, adanya alergi dan efek samping obat itu jangan sampai membuat dokter takut untuk memberikan resep. Selain perlu berhati-hati dalam memberikan resep, dokter juga harus terus menambah ilmu seiring dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran," katanya.(*)

(U.B015/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010