Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi digital. Indonesia memiliki pasar yang besar dan jumlah pengguna ponsel pintar yang tinggi. ...

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Siti Alifah Dina menyatakan bahwa kondisi pandemi COVID-19 dapat dimanfaatkan sebagai peluang bagi Republik Indonesia untuk melesatkan potensi ekonomi digital yang akbar.

"Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi digital. Indonesia memiliki pasar yang besar dan jumlah pengguna ponsel pintar yang tinggi. Kedua poin positif tersebut juga didukung dengan perubahan perilaku konsumen ekonomi digital akibat pandemi," kata Siti Alifah Dina di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, keadaan pandemi pada saat ini mau tidak mau memaksa banyak orang untuk mengubah pola transaksi keuangan mereka, termasuk penjual dan konsumen.

Baca juga: Ketua MPR: Optimalkan ekonomi digital agar UMKM bisa berkembang pesat

Transaksi yang tadinya dilakukan dengan tatap muka, lanjutnya, kini semakin sederhana dan beralih ke ranah digital.

Ia mengungkapkan, studi dari Universitas Indonesia juga menjelaskan bahwa pandemi merupakan alasan utama pelaku usaha untuk masuk ke dunia digital menurut 71 persen penjual di aplikasi GoFood dan 93 persen social seller yang menggunakan aplikasi GoSend.

Pada saat yang bersamaan, papar dia, prospek konsumen digital juga turut meningkat dilihat dari peningkatan penggunaan aplikasi belanja online atau dalam jaringan (daring) sebesar 42 persen menurut infografis BPS.

"Tercapainya potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 secara merata bergantung pada, salah satunya, kinerja para pemangku kepentingan dalam mengeliminasi beberapa hambatan, di antaranya yaitu tingginya kesenjangan digital serta adanya hambatan berusaha secara digital," paparnya.

Baca juga: Anggota DPR apresiasi Kemkominfo majukan ekonomi digital di Indonesia

Sebelumnya, hasil riset yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menyatakan bahwa di tengah pandemi, sektor ekonomi digital Indonesia tetap tangguh dan secara keseluruhan diperkirakan bernilai sebesar 44 miliar dolar AS pada 2020.

"Laporan tahun ini menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media online," kata Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (24/11).

Menurut dia, dengan adanya pandemi, sektor tertentu seperti perjalanan dan transportasi memang terhambat tetapi hasil riset itu menunjukkan hingga 2025 keduanya diperkirakan akan bangkit dalam jangka pendek hingga menengah.

Memadukan analisis Google Trends, Temasek, dan Bain & Company serta sumber dari industri dan wawancara dengan pakar, laporan ini memerinci sektor mana saja yang menunjukkan performa terbaik dan yang paling terdampak pandemi.

Hasil riset itu juga menunjukkan bahwa e-commerce naik 54 persen menjadi 32 miliar dolar pada 2020, dari 21 miliar dolar pada 2019.

Pertumbuhan momentum e-commerce di Indonesia juga tercermin dari peningkatan hingga lima kali lipat jumlah pemasok lokal yang mencoba berjualan daring karena pandemi.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020