Ambon (ANTARA News) - Puluhan umat Buddha di Kota Ambon dan sekitarnya mengikuti puja bakti dan meditasi detik-detik Waisak yang diselenggarakan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Maluku di Vihara Swarna Giri Tirta, kawasan Gunung Nona, Nusaniwe, Jumat.
Umat Buddha mulai mendatangi Viraha untuk mengikuti rangkaian detik-detik Waisak 2554 BE/2010 pada pukul 09.00 WIT, untuk melakukan berbagai persiapan menjelang meditasi yang dimulai Pukul 10.00 WIT dipimpin Ketua Walubi Maluku, Wilhelmus Jawerissa.
Menjelang detik-detik Waisak dilakukan puja bakti dan renungan serta meditasi, sementara belasan anak sekolah minggu menyanyikan lagu Malam Suci Waisak. Empat anak di antaranya dipercayakan membacakan kitab Dhamapada di depan altar dan Patung Buddha.
Kendati yang hadir hanya puluhan umat, umumnya warga keturunan, perayaan detik-detik Waisak berjalan lancar dan khusuk.
Dalam doa, mereka juga menyampaikan harapan akan keselamatan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia.
Wilhelmus Jawerissa dalam renungan Waisak menyampaikan sembilan sifat luhur Sang Buddha dan para umat diharapkan dapat benar-benar menghayati keagungan sifat Buddha serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan setiap hari.
Perayaan Waisak, katanya, harus menjadi sebagai momentum khususnya bagi umat Buddha untuk mendorong suatu pembangunan karakter bangsa.
"Berbagai bencana yang menimpa bangsa Indonesia hanya dikarenakan nafsu manusia yang tidak terkendali. Tidak ada api yang sama dengan api nafsu manusia. Api nafsu manusia jauh lebih dahsyat," katanya.
Menurut dia, umat Buddha harus bersyukur atas segala keberuntungan, dan senantiasa berbuat kebajikan baik pada masa sekarang maupun yang akan datang.
"Umat Buddha juga dituntut melakukan beragam kebajikan sesuai yang diajarkan Sang Buddha, sehingga memperoleh berkah kemakmuran dalam hidup," katanya.
Jawerissa menyatakan setiap makhluk mempunyai hakikat yang disebut "Tathagata" (benih kebuddhaan yang belum disadari).
Umat yang memiliki potensi kebajikan dab kebijaksanaan unggul serta jiwa Buddha, berpotensi menjadi Buddha bila teguh berlatih.
"Bagai sebuah ladang yang ditanami tanaman bermanfaat, bila tidak dijaga dan dipelihara maka tanamannya itu akan mati karena terhimpit ilalang," katanya.
"Memiliki segala bibit unggul tetapi tidak ditanam di ladang subur, maka bibitnya akan membusuk dan mati. Begitu pula hati manusia, bila tidak disibukkan dengan perbuatan bijak, maka cenderung suka dengan kejahatan," tambahnya.
Ia menambahkan, kehidupan manusia akan sia-sia jika tidak melakukan kebajikan secara tulus sehingga mendatangkan pahala besar dan kemuliaan.
"Sejumlah kebajikan yang harus dilakukan umat Buddha yakni menyelamatkan semua makhluk, berderma, tidak berzina melainkan hidup bermoral dan beretika, berbicara baik dan benar, tidak berbicara kasar tetapi santun, tidak memfitnah melainkan jujur dan bernuansa damai," demikian Jawerissa. (JA/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010