Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Sejumlah biksu dan puluhan umat Budha, Jumat pagi pukul 06.07 WIB bermeditasi menyambut detik-detik Waisak di puncak Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Biksu dan pemeluk Budha dari Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) dipimpin Suhu Widya Sasana dan Biksu Kusala Phasa menaiki candi dari pintu selatan sekitar pukul 05.00 WIB, kemudian pradaksina di tiga lorong masing-masing tiga kali putaran searah jarum jam.

Suasana hening berselimut kabut di puncak Borobudur perlahan ditembus oleh sinar matahari yang muncul di ufuk timur.

Para biksu dan umat berdiri di stupa induk Borobudur, mereka mendaraskan doa, parita, sutra, dan mantra, sesekali mereka membungkuk dan mencium tanah selama beberapa saat.

Tepat pukul 06.07.03 WIB suasana terkesan makin hening, karena mereka bermeditasi selama sekitar lima menit.

Suhu Widya pada kesempatan itu menyampaikan doa untuk keselamatan Bangsa Indonesia dan kesejahteraan masyarakat.

Pada saat yang sama umat Buddha dan para biksu yang tergabung di Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) melakukan meditasi detik-detik Waisak 2010 di pelataran barat daya zona I Candi Borobudur.

Tampak altar utama dengan patung Sang Buddha warna kuning emas berhias rangkaian bunga dan buah, air suci, api dharma, bendera Merah Putih, Walubi, dan Dewan Sangha Walubi.

Umat dengan sikap tangan "anjali" bersila di atas tikar pelataran itu untuk mengikuti meditasi detik-detik Waisak selama sekitar tiga menit.

Pada kesempatan itu Biksu Wong Sing An menyampaikan renungan Waisak 2010 dilanjutkan dengan pembacaan doa secara bergantian oleh setiap dewan sangha Walubi.

Ia menyatakan, berbagai bencana yang menimpa bumi tidak lebih besar ketimbang nafsu manusia.

"Banjir besar, kebakaran hebat, tidak ada api yang sama dengan api nafsu manusia, api nafsu manusia jauh lebih dahsyat," katanya.

(ANT/S026)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010