Oslo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Republik Demokratik Kongo bersama-sama dengan Indonesia secara politis menjadikan hutan hujan tropis sebagai solusi global kasus perubahan iklim.
Hal itu dikemukakan oleh juru bicara kepresidenan bidang luar negeri Dino Patti Djalal, di sela-sela Konferensi Iklim dan Kehutanan, yang diselenggarakan di Oslo, Norwegia, Kamis waktu setempat.
"Presiden Yudhoyono berharap Kongo sebagai salah satu negara Afrika yang memiliki hutan hujan tropis terbesar dapat bersama-sama Indonesia dan negara anggota Forestry-11 lainnya untuk secara politik menjadikan hutan hujan tropis solusi global," kata Dino.
Menurut Dino, hal itu akan membuat posisi tawar negara-negara berkembang di mata negara donor terkait pelaksanaan mekanisme REDD+ itu meningkat.
Seusai membuka Konferensi Iklim dan Kehutanan bersama Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, Presiden melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso selama sekitar 30 menit.
Kedua kelapa pemerintahan sebelumnya telah menyampaikan sikapnya terkait mekanisme REDD+ untuk melestarikan alam.
Kedua negara juga mengadopsi kerangka kerja tidak mengikat Kemitraan REDD+ untuk mengkonservasi hutan hujan tropis.
Selain melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Kongo, Presiden Yudhoyono juga melakukan pertemuan dengan direktur eksekutif UNEP --badan PBB urusan lingkungan hidup-- Archim Steiner dan UNDP --badan PBB urusan program pembangunan-- Helen Clark.
Dalam pertemuannya dengan Helen Clark, menurut Dino, Presiden lebih banyak membahas mengenai pencapaian target-target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).
"Lebih membahas mengenai komitmen bersama mencapai target-target MDGs. Dan tadi Helen Clark mengatakan bahwa Indonesia sudah lebih maju dalam pencapaian target-target MDGs dibandingkan dengan negara-negara lain," katanya.
Presiden Yudhoyono sebelumnya juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dwipihak dengan Prince of Wales atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Charles. Namun pertemuan tersebut batal dilakukan.
Setelah menyelesaikan seluruh agenda kunjungan kerjanya di Oslo, termasuk melakukan jamuan santap siang di Istana Raja Norwegia Harald V, Presiden dengan didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono dan para anggota delegasi yang turut serta dalam kunjungan kerja itu melakukan olah raga di sekitar hotel tempat presiden menginap, Holmenkollen Park Hotel Rica yang terletak di kawasan perbukitan Oslo sehingga memiliki hawa yang sejuk.
Oleh karena acara olahraga bersama itu terbilang mendadak sejumlah anggota delegasi terpaksa harus membeli pakaian olahraga karena tidak menyiapkannya dari Indonesia.
Anggota delegasi Indonesia daam kunjungan kerja ke Norwegia antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Mohammad Hatta, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan.
Hadir pula tiga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), yakni Prof Emil Salim, Hassan Wirajuda, dan Rachmat Witoelar. Selain itu, tampak juga Gubernur Papua, Barnabas Suebu, Gubernur Riau, Rusli Djaenal, dan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak.
Sementara itu, staf khusus presiden yang ikut dalam rombongan itu adalah Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Dino Patti Djalal, Staf Khusus Bidang Perubahan Iklim, Dirgahayu Agus Purnomo, Staf Khusus Bidang Komunikasi Sosial, Sardan Marbun, serta Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi, Achmad Yani Basuki.
(ANT/P003)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010