Cilacap (ANTARA News) - Sebanyak 26 imigran gelap asal Sri Lanka yang terdampar di perairan Indonesia, hingga Kamis malam masih ditampung di Cilacap, Jawa Tengah.
"Mereka belum bisa dibawa ke Jakarta karena tempat penampungan di sana sudah melebihi kapasitas. Mungkin dua atau tiga hari ke lagi baru bisa dibawa ke penampungan imigran di Jakarta," kata Kepala Kantor Imigrasi Cilacap Hasan Basri, di Cilacap.
Selain itu, kata dia, mereka masih lelah dan ada pula yang sakit sehingga harus mendapat pengobatan terlebih dulu.
Oleh karena itu, para imigran gelap tersebut saat ini masih ditampung di Hotel Sanjaya, tidak jauh dari Kantor Imigrasi Cilacap, untuk memudahkan pengawasan.
"Mereka ditampung di hotel karena Kantor Imigrasi Cilacap tidak memiliki rumah detensi imigrasi (tempat penampungan imigran)," katanya.
Mengenai hasil pemeriksaan yang dilakukan pihak Kantor Imigrasi Cilacap terhadap mereka, Hasan Basri mengatakan mereka diketahui tidak membawa dokumen apa pun, padahal akan menuju ke Pulau Christmas di Australia.
"Mereka hendak mencari pekerjaan di sana, karena di Sri Lanka sedang banyak masalah. Jadi mereka murni mencari suaka dan pekerjaan, tidak ada kepentingan politik apa pun," katanya.
Namun, menurut dia, dalam perjalanan para imigran gelap ini kehabisan bekal, sehingga meminta pertolongan kepada kapal nelayan asal Cilacap yang sedang berlayar di Samudra Hindia.
Sebanyak 26 imigran asal Sri Lanka yang menggunakan Kapal Motor Wahid itu, tiba di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap pada Rabu (26/5) pukul 19.55 WIB, dengan ditarik sebuah kapal nelayan jenis "longline" asal Cilacap, KM Harapan Maju yang berawak 11 orang dengan nahkoda Maniso.
Mereka kehabisan bekal saat berada di Samudra Hindia di Selatan Jawa Barat, atau pada posisi 9,30 derajat Lintang Selatan - 107,5 derajat Bujur Timur, sehingga meminta bantuan kapal nelayan Cilacap.
Namun, sesampainya di Cilacap, mereka menolak dievakuasi petugas Kantor Imigrasi Cilacap apabila tidak melibatkan UNHCR (badan dunia yang mengurusi pengungsi) maupun IOM (organisasi internasional yang menangani imigran).
Mereka menyatakan akan tetap berada di kapal hingga kedatangan petugas UNHCR maupun IOM.
Petugas Kantor Imigrasi Cilacap kemudian menghubungi Perwakilan UNHCR di Jakarta agar UNHCR membantu membujuk mereka.
Setelah salah seorang perwakilan imigran asal Sri Lanka itu melakukan pembicaraan dengan pihak UNHCR melalui telepon, para imigran tersebut akhirnya bersedia dibawa ke Hotel Santi Sanjaya, tidak jauh dari Kantor Imigrasi Cilacap.
"IOM yang mendampingi mereka, bukan UNHCR. IOM datang pada Kamis pagi," kata Hasan Basri.(*)
(U.KR-SMT/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010