Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat, Dr Taufik Arbain MSi, mengatakan petugas di TPS harus tegas mengingatkan warga saat Pilkada terkait protokol kesehatan yang wajib dipatuhi.
Menurut dia, meskipun penyelenggara Pilkada telah mensyaratkan di tiap TPS dengan protokol kesehatan berupa 3M, namun petugas di TPS harus tegas mengingatkan warga.
"Sebab kemungkinan rasa sungkan dan ewuh pakewuh itu pasti akan terjadi. Apalagi petugas yang menangani protokol kesehatan orang muda dan tidak tegas, maka kecenderungan pengabaian ini akan terjadi," katanya, di Banjarmasin, Selasa.
Untuk itu, kata dia, petugas KPPS mesti mengingatkan pemilih, termasuk juga tokoh-tokoh masyarakat agar pelaksanaan Pilkada berjalan lancar dan tidak menghadirkan kecemasan kesehatan.
Baca juga: Belasan anggota KPPS reaktif COVID-19 di Kabupaten Mukomuko mundur
Dosen FISIP ULM yang berpengalaman dalam setiap survei Pilkada dan pemilu itu mengingat pada saat pencobloson di TPS memungkinkan terjadi kerumunan warga layaknya pasar, terlebih pada kawasan masyarakat pedesaaan.
Hal ini dia sampaikan mengingat akumulasi perkembangan kasus baru Covid-19 terus meningkat di Kalimantan Selatan sebagaimana di daerah-daerah lain. Untuk itu, kewaspadaan warga tetap utamakan.
Ia mengungkapkan hasil survei pihaknya pada November 2020 di beberapa kawasan yang menyelenggarakan pilkada secara akumulatif masyarakat sangat bersemangat dengan pelaksanaan pilkada kali ini.
Masyarakat menyatakan ikut memilih mencapai angka 94,5 persen, tidak memilih 2,4 persen dan tidak menjawab 3,1 persen. Artinya semangat warga dalam Pilkada sangat besar.
Baca juga: KPU Kalbar jamin pemilih aman dari COVID-19 saat mencoblos di TPS
Apalagi kemungkinan di beberapa kawasan yang melaksanakan pilkada ada melakukan mobilisasi warga untuk datang ke TPS dalam rangka memenangkan para calon-calon yang berkompetisi.
Bagi dia, ada dua aras yang terjadi pada Pilkada kali ini, yakni pertama menangani kecemasan kesehatan dan keselamatan jiwa warga. Kemudian juga menangani berjalannya pesta demokrasi dengan baik.
Karena sebagaimana survei yang dia lakukan, warga memiliki alasan tersendiri dalam mengikuti Pilkada di masa pandemi. Ada 18,3 persen menyatakan ikut mencoblos karena penting untuk masa depan daerah mereka.
Baca juga: Ketua DPD harap masyarakat tidak anggap remeh COVID-19
Kemudian 68,4 persen menyatakan bahwa Covid-19 tidak masalah selama memenuhi protokol kesehatan, dan 10,6 persen menyatakan tak perlu takut dengan Covid-19 dan tidak menjawab 2,7 persen.
"Atas data survei ini tentu saja kami dari Tim Pakar Covid-19 ULM bertanggung jawab kepada masyarakat untuk mengingatkan betapa relasi antara pilkada dengan Covid-19 perlu menjadi perhatian kita bersama," kata pengamat politik dan kebijakan publik itu.
Ia menyatakan, fakta warga sangat bersemangat dengan pesta demokrasi pilkada tentu harus juga diingatkan dengan ketegasan petugas pada pelaksanaan protokol kesehatan di TPS-TPS.
Pewarta: Firman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020