Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, HR Agung Laksono, berharap pemerintah segera memberi kepastian standar kesehatan yang aman untuk pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat terkait kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac dari China baru-baru ini.
"Pemerintah beri kepastian untuk keamanan vaksin Sinovac, sesuai dengan UU, kewenangannya ada di instansi BPOM. Lalu BPOM mengevaluasi terhadap vaksin itu dan dalam hal ini sudah menerima sejumlah contoh sebagai bahan evaluasi," kata Laksono, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa.
Seperti diketahui, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac buatan China itu tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Minggu malam (6/12).
Baca juga: Tiga juta dosis Vaksin COVID-19 disiapkan bagi tenaga kesehatan
Kemudian BPOM akan mengkaji keamanan vaksin itu dan mengeluarkan izin edar darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) bila memenuhi syarat. Vaksin dari Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis merupakan vaksin siap suntik.
"BPOM perlu lebih cepat walaupun tetap harus hati-hati dalam melakukan evaluasi, karena hal itu akan membangkitkan rasa percaya diri individu warga masyarakat dan bangsa. Walapun vaksin bukan pengobatan tapi bisa memberi perlindungan," kata Laksono.
Baca juga: Satgas: Butuh 70 persen populasi untuk ciptakan kekebalan komunitas
Pendistribusiannya, kata dia, sesuai dengan rencana pemerintah, yakni diutamakan kepada orang-orang yang berada garda di terdepan penanganan dan pengendalian Covid-19, di antaranya para tenaga medis, TNI, polisi, serta pejabat pusat dan daerah yang terkait langsung dengan penanggulangan Covid-19.
"Lalu kemudian diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu dengan dibantu oleh pemerintah. Intinya saya sangat mendukung Presiden Jokowi, bahwa vaksin ini prinsipnya untuk semua masyarakat," ujarnya.
Baca juga: TNI-Polri jaga kantor PT Bio Farma tempat vaksin COVID-19 disimpan
"Meski sudah ada vaksin, kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Ini penting untuk kesehatan dan keselamatan diri kita, dan orang-orang di sekitar kita, termasuk pada pelaksanaan pencoblosan Pilkada Serentak di 270 daerah pada 9 Desember 2020," ujarnya.
Baca juga: BPOM akan kawal vaksin COVID-19 sejak kedatangan hingga ke masyarakat
Menurut dia, jika bantuan diubah menjadi uang tunai maka masyarakat akan lebih leluasa menggunakan bantuan itu di tengah pandemi Covid-19. "Masyarakat yang menerima sama, dengan adanya bantuan langsung yang sifatnya tunai, masyarakat bisa leluasa dalam membelanjakan sesuai kebutuhannya. Ini menjadi satu sisi positif dari bantuan yang sifatnya tunai," jelasnya.
Baca juga: Bio Farma akan alokasikan 568 vaksin Covid untuk diuji bersama BPOM
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020