Jayapura (ANTARA News) - Pesta akbar budaya yang digelar setiap tahun di Kabupaten Jayapura, Papua yang dikenal dengan sebutan "Festival Danau Sentani" (FDS) merupakan ajang untuk memperkenalkan tanah Papua kepada masyarakat internasional sehingga tepat dikatakan "Dunia mengenal Papua melalui Festival Danau Sentani".
Hal itu disampaikan Bupati Jayapura, Habel Melkias Suwae,S.Sos.MM kepada ANTARA di Jayapura, Selasa sehubungan dengan akan digelarnya pesta budaya Danau Sentani pada 19-23 Juni di bibir Danau Sentani- Kalkote- sebuah kawasan wisata budaya di wilayah Asei Besar, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
"Jutaan anak manusia di muka bumi ini hingga detik ini belum mengenal dan mengetahui secara baik dan benar isi perut kekayaan budaya, potensi sumber daya alam dan manusia Papua. Justru itulah maka Festival Danau Sentani merupakan ajang untuk memperkenalkan kekayaan Papua kepada masyarakat antarbangsa," kata Habel Melkias Suwae.
Festival Danau Sentani tahun ini merupakan pesta budaya rakyat Papua yang digelar untuk ketiga kalinya setelah pada tahun 2008 digelar pertama kali di kawasan wisata budaya Kalkote, bibir Danau Sentani.
Adapun tema FDS tahun ini adalah "Loving Culture For Our Future" .
"Kita mencintai budaya untuk masa depan kita sendiri yang dimotivasi kecintaan terhadap keberadaan manusia Papua melalui penguatan karakter budaya dan tradisinya sebagai bagian integral dari hidup seorang anak manusia yang lahir dari kandungan ibunya yakni tanah Papua," katanya.
Pelaksanaan FDS 2010 digelar dengan nuansa unik dan inovatif melalui tiga konsep utama yaitu konsep pagelaran yakni atraksi dan lomba budaya khas Papua, konsep pameran yakni promosi, investasi dan perdagangan dan ketiga adalah konsep wisata yakni tour yang menarik dengan menikmati panorama Danau Sentani yang indah, mengunjungi kampung wisata Tablanusu serta tempat wisata lainnya.
Habel mengatakan, dalam rangka pesta budaya ini, pihaknya tidak melupakan apa yang pernah disampaikan Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu,SH pada pembukaan FDS I tanggal 19 Juni 2008 silam yakni banyak orang di dunia belum mengenal dan mengetahui secara baik kekayaan yang sangat besar di tanah Papua.
Untuk itulah maka perlu dikembangkan industri pariwisata karena melalui pariwisata dunia dapat mengenal Papua dengan segala kekayaannya untuk diolah demi kesejahteraan rakyat Papua.
Papua memiliki kekayaan alam yang luar biasa juga kaya dengan budayanya. Banyak orang di dunia belum mengetahui Papua dengan segala kekayaannya itu sehingga kita harus memperkenalkan Papua melalui program kepariwisataan dengan menyelenggarakan festival budaya seperti ini.
"Pemerintah Provinsi Papua mendukung penuh kegiatan Festival budaya Danau Sentani ini," kata Habel mengutip pernyataan Gubernur Suebu tiga tahun silam.
Gubernur Suebu, lanjutnya mengajak semua komponen masyarakat Papua agar memiliki pemikiran yang besar tetapi memulainya dari yang kecil-kecil, sejak hari ini.
"Kita membangun Papua dengan konsep yang besar karena memang Papua punya potensi yang besar, baik potensi alam maupun budayanya. Semua ekosistem di bumi menyatu di Bumi Cenderawasih ini dengan taman Lorentznya," katanya.
Tidak ada bagian di bumi ini yang memiliki kekayaan species yang sangat besar selain di tanah Papua. "Banyak orang di dunia belum tahu akan kekayaan itu," katanya.
Di daerah Memberamo yang dialiri Sungai Memberamo terdapat begitu banyak species tetapi hingga hari ini belum ada satu pun wisatawan yang berkunjung ke Sungai Memberamo itu.
Papua juga, lanjutnya memiliki 250 suku dengan 250 bahasa. Ini merupakan kekayaan yang luar biasa. Kita dapat mengenal masyarakatnya jika kita mengetahui bahasanya.
"Bahasa membuka tabir untuk mengenal manusia dan kebudayaan. Apabila anda tidak memahami bahasa maka anda pun tidak mengerti masyarakatnya. Kita harus mulai dari hal yang kecil walaupun belum sempurna," katanya.
Festival budaya Danau Sentani merupakan awal dari satu permulaan baru. Karena itu, Habel yakin dan optimistis, Pemerintah Provinsi Papua akan terus memberikan dukungan penuh pada kegiatan FDS ini untuk menyukseskan program pariwisata demi kesejahteraan rakyat Papua.
Habel berharap, seluruh rakyat Kabupaten Jayapura dan panitia FDS memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengunjung pesta budaya ini sehingga menghasilkan kesan yang baik pula.
Menurut Ketua Panitia penyelenggaraan FDS, Ir Anna O.S.H Sawai, pesta budaya Danau Sentani bertujuan mendukung program Pemerintah di bidang Kepariwisataan sekaligus memperkuat jati diri masyarakat adat Papua sebagai pilar utama penopang dan pelestari budaya asli Papua agar tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan dan gelombang peradaban manusia moderen.
"FDS bertujuan untuk mengangkat dan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat asli Papua dan dikemas sedemikian rupa menjadi paket-paket budaya yang siap dijual kepada para wisatawan, baik Wisman maupun Wisdom," katanya.
Begitu pula, lanjutnya FDS ingin memperkenalkan potensi budaya Papua khususnya potensi wisata Kabupaten Jayapura kepada para wisatawan; mendorong pengembangan objek-objek wisata dan mendorong pertumbuhan dan pengembangan investasi khususnya industri pariwisata.
Peserta FDS, lanjutnya adalah masyarakat tradisional yang berdatangan dari sedikitnya 24 kampung di Kabupaten Jayapura. Mereka akan menampilkan berbagai tarian tradisional Papua di atas perahu dan tarian non-perahu.
Pertama kali nama Sentani disebut oleh seorang Pendeta Kristen BL Bin ketika melaksanakan tugas pekabaran Injil di wilayah danau ini pada tahun 1898.
"Sentani berarti di sini kami tinggal dengan damai," kata Bupati Jayapura, Habel Melkias Suwae mengutip pernyataan Sang pekabar Injil itu.
Kabupaten Jayapura memiliki luas wilayah 17.516 Km2 dan telah memekarkan dua kabupaten baru yaitu Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Keerom. Berpenduduk 12.369 jiwa yang bermukim di 137 kampung. Luas Danau Sentani 110 Km2.Terdapat 21 buah pulau kecil menghiasi danau yang indah ini.
Di Danau Sentani dikembangkan perikanan air tawar. Terdapat 29 species ikan air tawar dan tiga di antaranya merupakan species asli Danau Sentani. Ikan Gabus merupakan salah satu species asli danau Sentani yang tidak terdapat di daerah atau negara lain di dunia.
(HLM/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010