KJRI Penang telah mengirimkan permohonan resmi kepada pihak Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) untuk meminta akses kekonsuleran kepada kedua WNI tersebutKuala Lumpur (ANTARA) - Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Penang tengah mengupayakan akses konsuler terhadap dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditangkap karena menyelundupkan narkoba senilai Rp36 miliar.
"KJRI Penang telah mengirimkan permohonan resmi kepada pihak Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) untuk meminta akses kekonsuleran kepada kedua WNI tersebut," ujar Konsul Jendral KJRI Penang, Bambang Suharto di Penang, Selasa.
Bambang mengatakan pada 7 Desember 2020 APMM Wilayah Penang menginformasikan adanya penangkapan terhadap upaya penyelundupan oleh dua orang WNA dan menyita 240 Kg amphethamine dan 9,3 Kg ekstasi yang nilainya mencapai 10,3 Juta Ringgit Malaysia atau sekitar Rp36 Miliar.
Berdasarkan penelusuran KJRI Penang dengan pihak berwenang di Malaysia, khususnya di Penang, disampaikan bahwa warga negara asing yang dimaksud dalam kejadian penangkapan tersebut adalah Warga Negara Indonesia.
Menurut informasi, ujar dia, saat ini kasus tersebut masih dalam tahap pengembangan dan untuk itu identitas kedua WNI masih belum dapat dipublikasikan.
"Jika terbukti, kedua WNI akan dituntut sesuai Undang-Undang Narkoba Berbahaya 1952, Pasal 39 b, yang kejahatannya diancam dengan hukuman mati," katanya.
KJRI Penang telah telah berkoordinasi dengan pengacara setempat terkait kasus hukuman mati bagi WNI di wilayah Semenanjung Malaysia.
Sebelumnya Direktur Maritim Negeri Pulau Pinang, Kapten Maritim Abd Razak bin Mohamed mengatakan rampasan narkoba ini merupakan rampasan yang terbesar di catatan Maritim Negeri Pulau Pinang meliputi narkoba jenis methamphetamine (sabu) dan ekstasi pada tahun ini.
Baca juga: Bareskrim tangkap jaringan pemasok ganja ke LP di Sumatera Barat
Baca juga: Waspada cengkeraman bisnis gelap narkoba
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020