New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia merosot pada hari Selasa, di bawah ketakutan bahwa krisis keuangan zona euro bisa berubah menjadi racun untuk pemulihan ekonomi global.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, turun 1,46 dolar menjadi ditutup pada 68,75 dolar per barel, namun berbalik dari terendah harian (intraday) 67,15 dolar.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli merosot 1,62 dolar menjadi menetap pada 69,55 dolar.
Sebelumnya Brent jatuh ke 68,15 dolar, tingkat terendah kontrak berjangka sejak awal Februari.
Analis Prestige Economics Jason Schenker mengatakan tekanan jual itu didorong oleh "berlanjutnya kekhawatiran pasar tentang utang pemerintah zona euro."
Pasar keuangan pasar, diguncang oleh kekacauan baru di sektor perbankan Spanyol, yang bergulat dengan prospek tindakan penghematan berat di zona euro yang dapat mengerem pemulihan ekonomi global yang rapuh.
Ketakutan yang menular dari krisis utang Yunani bisa menyebar ke anggota zona euro lainnya yang rentan dipertinggi oleh pemerintah bailout (dana talangan) pemerintah Spanyol pada bank tabungan daerah Cajasur, selama akhir pekan.
Selain itu, ketegangan pasar bertambah dengan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Korea Utara Selasa mengatakan, telah memutuskan semua hubungan dengan Korea Selatan dan memotong mata rantai komunikasi dalam protes di Seoul yang mengklaim bahwa salah satu kapal perangnya ditenggelamkan.
Investor mencari tempat berlindung dari ketidakpastian, mencari relatif safe haven dolar dan obligasi pemerintah AS. Penguatan dolar membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk para pembeli yang menggunakan mata uang melemah, sehingga membatasi permintaan.
Mata uang tunggal Eropa tenggelam serendah 1,2178 dolar karena unit AS menarik investor mencari safe haven. Posisi itu tidak jauh dari terendah empat tahun 1,2144 dolar yang terjadi pekan lalu.
"Kekhawatiran tentang kecepatan dan pemulihan ekonomi global tetap merupakan salah satu faktor kritis di balik tekanan pada harga minyak," kata analis di perusahaan konsultan JBC Energy di Wina.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) "belum" khawatir dengan penurunan harga minyak di bawah 70 dolar AS per barel, Menteri Minyak Kuwait Sheikh Ahmad Abdullah al-Sabah mengatakan, Selasa.
"Belum," kata Sheikh Ahmad kepada wartawan ketika ditanya apakah OPEC khawatir. "Jadi apa?" tambahnya.
Menteri Kuwait, yang negaranya produsen OPEC terbesar kelima, mengatakan bahwa saat ini kartel tidak perlu menyelenggarakan pertemuan darurat untuk mendiskusikan harga.
"Kami hanya meminta kepatuhan lebih" dengan kuota produksi, katanya, menambahkan bahwa ia berharap harga minyak akan stabil pada kisaran antara 75 dan 85 dolar.(A026/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010