Moskow (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyerukan Korea Utara dan Korea Selatan untuk menahan diri guna menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea.

Kantor berita Rusia Ria Novosti melaporkan, Presiden Medvedev menyampaikan seruan Rusia tersebut saat ia melakukan pembicaraan telepon dengan timpalannya dari Korsel, Presiden Lee Myung-bak, Selasa.

"Jangan lagi meningkatkan ketegangan di kawasan itu," kata Medvedev merujuk pada ketegangan antara kedua Korea yang dimulai pekan lalu, setelah Seoul mengumumkan bahwa kapal tempurnya diserang oleh kapal selam Korut.

Tudingan Korsel itu dibantah keras oleh Korut dan menyatakan akan mengirim tim penyelidikan untuk memverifikasi bukti-bukti Korut tersebut.

"Presiden Korsel telah menginformasikan kepada Medvedev mengenai situasi di sekitar insiden itu. Presiden Rusia menyampaikan terima kasih kepada Lee Myung-bak atas penjelasannya yang rinci dan menyampaikan belasungkawa atas insiden yang menelan puluhan korban jiwa," demikian keterangan pers Kremlin.

"Medvedev berharap bahwa meskipun situasi itu berlangsung dramatis, namun ketegangan di Semenanjung Korea harus dicegah," kata keterangan pers itu.

Sebelumnya, Korut mengatakan, pihaknya akan melakukan aksi militer jika Korsel terus melanggar perairannya di lepas pantai barat Semenanjung Korea.

Kedua Korea mengalami kebuntuan berkaitan ketegangan atas sengketa perbatasan laut di Laut Kuning yang menjadi tempat serangan torpedo yang menenggelamkan kapal perang Korea Selatan, Cheonan, 26 Maret lalu yang menewaskan 46 orang.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il memerintahkan pasukan dan organisasi sipil untuk siaga perang setelah Korea Selatan menuduh Pyongyang bertanggung jawab atas penenggelaman kapal perang itu, kata sekelompok pembelot, Selasa.

Solidaritas Intelektual Korea Utara (NKIS) yang berbasis di Seoul mengatakan, sikap siaga telah diperintahkan pada Kamis malam lalu, hari saat tim penyidik multinasional di Seoul mengumumkan hasil temuan atas tenggelamnya kapal tempur Cheonan.

(T.M043/B002/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010