"Budget sustanaible, sumber penerimaan APBN masih bagus di mana realisasi penerimaan pajak mencapai sekitar 32 persen," kata Agus di Jakarta, Selasa malam.
Menurut dia, keamanan APBN itu juga didukung oleh fasilitas pinjaman siaga yang diberikan pihak asing kepada Indonesia.
"Masih ada standby loan, sementara posisi utang kita hanya 26 persen dari PDB. Cadangan devisa juga cukup besar mencapai 71 miliar dolar dibanding beberapa tahun lalu yang hanya 50 miliar dolar AS," katanya.
Ia mengakui, dampak krisis Yunani memang harus tetap diwaspadai terhadap perekonomian nasional.
"Implikasi dalam bidang perdagangan kepada Indonesia tidak besar, yang dikhawatirkan adalah kalau rating agency turunkan peringkat Yunani," katanya.
Hal itu dapat menyebabkan persepsi pasar akan risiko menjadi tinggi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Namun ia menilai bahwa sektor keuangan khususnya perbankan yang biasanya merasakan dampak paling cepat dan besar, sekarang dalam kondisi sehat.
"Kondisi keuangan sehat, CAR perbankan bai,k NPL rendah, dan likuidtas tinggi," kata Agus yang sebelumnya adalah Dirut Bank Mandiri.
Ia menyatakan optimismenya bahwa gejolak di pasar uang dan modal saat ini hanya gejolak sementara.
"Waktu itu ada ketidakpastian karena Sri Mulyani mundur, sekarang sudah terisi dan ada kepastian," katanya.
Ia menyebutkan, gejolak yang terjadi saat ini lebih karena pengaruh kondisi regional di mana pasar modal di wilayah lain juga mengalami koreksi.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010