Dumai (ANTARA News) - Sedikitnya 20.000 ton minyak mentah yang diangkut kapal berbendera Malaysia, MT Bunga Kelana 3 Callsign 9MCY6 jenis GT 57017 IMO Nomor 9178331, tercecer di perairan Singapura, Selasa.
Permukaan laut yang tertutup oleh minyak mentah itu kurang lebih 2 kilometer kubik, kata Direktur Polisi Air Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, AKBP M. Yassin Kosasih, melalui Komandan Kapal Patroli (KP) Taka-650 Iptu Carito ketika ditemui di lokasi kejadian, Selasa.
Tercecernya ribuan ton minyak mentah tersebut dikabarkan terjadi setelah kapal MT Bunga Kelana 3 ditabrak oleh kapal MV Waily berbendera St. Winson, Singapura, saat berada di posisi baringan 190 titik koordinat dengan jarak 3,5 mil dari Changi Naval Base, Singapura.
Lokasi itu, kata dia menjelaskan, berada pada koordinat 01 15` 49" LU - 104 02` 35" BT (jalur TSS/Internasional), Selasa pagi sekitar pukul 06.05 waktu Singapura atau 05.05 WIB.
Kapal bermuatan 50.000 ton minyak mentah itu, lanjut dia, ditumpangi oleh 15 orang warga negara Malaysia, termasuk nakhoda Mohamed Rizwan bin Ameer; 11 orang anak buah kapal (ABK) warga negara Filipina; tiga orang penjaga kamar mesin warga negara Indonesia; serta dua teknisi warga negara India dan Pakistan,
Dijelaskan, pihaknya bersama tim penyelamat dari Police Coast Guard Singapura, Kepolisian Laut Diraja Malaysia, dan unsur-unsur kapal pencegah pencemaran di laut Singapura yang tergabung dalam tim SAR dan Pam Laka Laut mencegah pencemaran laut dengan menyaring kembali tumpahan minyak tersebut.
"Hal ini kami lakukan sampai permukaan laut benar-benar bersih karena dikhawatirkan berdampak negatif dengan sejumlah habitat yang berada di sekitarnya," tutur Carito.
Dalam penyelamatan laut yang dilakukannya bersama kepolisian Singapura dan Diraja Malaysia selama 14 jam waktu Singapura tersebut, sebagian permukaan laut di sekitar tempat kejadian sudah mulai bersih.
"Kami sedikit kesulitan karena peralatan yang kami miliki sangat minim. Kemungkinan Rabu besok (26/5) kami akan menambah personel dan melengkapi peralatan penyelamatan laut," katanya.
Komandan KP Taka-650 Iptu Carito menceritakan kronologis kejadian, yakni kapal MT Bunga Kelana 3--salah satu armada milik AET Shipmanagement Sdn.Bhd. berkedudukan di Malaysia--berlayar dari Bintulu menuju Sungai Udang Kerteh, Malaysia, dengan membawa 50.000 ton minyak mentah (crude oil).
Setibanya di perairan yang menghubungkan antara Singapura dan Indonesia pada Selasa pagi sekitar pukul 05.05 WIB, kapal MT Bunga Kelana 3 ditabrak kapal MV Waily sehingga mengakibatkan lambung kiri bagian tengah kapal MT Bunga Kelana 3 jebol dan mengalami robek kurang lebih sepanjang 20 meter dan tinggi mencapai 8 meter.
Tak pelak, sebagian muatan minyak atau sekitar 20.000 ton yang berada dalam tangki kapal tumpah ke laut. Akibat insiden ini hampir seluruh perairan Selat Singapura di sekitar tempat kejadian tertutup oleh tumpahan minyak. Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa.
Saat awal mengetahui kejadian itu, pihaknya langsung melakukan pengamanan jalur lalu lintas kapal di sekitar tempat kejadian, kemudian melokalisasi tumpahan minyak, lalu minyak yang akan diekspor ke Malaysia ditampung oleh kapal-kapal pencegah pencemaran di laut.
"Upaya itu diperkirakan akan terus berlanjut sampai laut benar-benar bersih," katanya menegaskan.(*)
(T.KR-FZR/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010