Chicago (ANTARA) - Emas melonjak lebih dari satu persen ke level tertinggi dua minggu pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), didukung oleh ekspektasi stimulus fiskal baru di Amerika Serikat saat kasus Covid-19 terus melonjak, dan pembicaraan tentang Brexit antara Inggris dan Uni Eropa selama akhir pekan menyebabkan tidak ada kesepakatan perdagangan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 26 dolar AS atau 1,41 persen menjadi ditutup pada 1.866,00 dolar AS per ounce, rebound dari penurunan 1,10 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.840,00 dolar AS akhir pekan lalu (4/12/2020).

Emas berjangka naik 10,9 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.841,10 dolar AS pada Kamis (3/12/2020), setelah terangkat 11,3 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.830,20 dolar AS pada Rabu (2/12/2020), dan melonjak 38 dolar AS atau 2,13 persen menjadi 1.818,90 dolar AS pada Selasa (1/12/2020).

"Rencana stimulus telah membantu menstabilkan pasar emas ketika lebih banyak uang yang dipompa ke dalam sistem keuangan menyebabkan inflasi," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Anggota parlemen AS berusaha untuk menuntaskan kesepakatan tentang menyuntikkan bantuan yang telah lama ditunggu-tunggu melalui rancangan undang-undang (RUU) stimulus sebesar 908 miliar dolar AS.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dapat diakibatkan dari langkah-langkah stimulus besar yang dikeluarkan pada 2020, telah melonjak lebih dari 22 persen sepanjang tahun ini.

Juga di radar investor, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi dan larangan perjalanan pada 14 pejabat China atas dugaan peran mereka dalam diskualifikasi Beijing terhadap legislator oposisi terpilih di Hong Kong.

Emas juga menemukan dukungan tambahan ketika pembicaraan tentang Brexit antara Inggris dan Uni Eropa selama akhir pekan menyebabkan tidak ada kesepakatan perdagangan dan ketika kasus COVID-19 di Amerika Serikat terus meningkat.

"Ini adalah periode yang kuat secara musiman untuk harga emas dan kami baru saja melewati peristiwa kapitalisasi, di mana banyak tangan-tangan lemah di emas telah terguncang keluar dari pasar," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Emas telah pulih lebih dari lima persen sejak merosot ke level terendah lima bulan pada 30 November, dengan November juga menandai bulan terburuk dalam empat tahun, tertekan oleh harapan pemulihan ekonomi yang dipicu oleh vaksin.

Sementara itu, Inggris ditetapkan menjadi negara pertama yang meluncurkan vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 minggu ini.

Di sisi teknis, terobosan pada tingkat pertahanan atau resistance level 1,850 dolar AS akan menandakan kenaikan lebih lanjut untuk emas, kata analis.

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 54,1 sen atau 2,23 persen menjadi ditutup pada 24,794 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 23,4 dolar AS atau 2,18 persen menjadi menetap pada 1.049,4 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020