Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak kepala daerah melakukan tes usap bagi guru di sekolah-sekolah yang menjadi klaster penyebaran COVID-19.
"Kami mendesak para kepala daerah di sekolah tersebut untuk melakukan tes usap massal kepada guru, tenaga kependidikan, dan siswa. Survei P2G terbaru, dengan responden guru yang tersebar di 100 kota/kabupaten di 29 provinsi, 66 persen guru setuju untuk dilakukan tes usap sebelum pembelajaran tatap muka dilakukan,” ujar Koordinator P2G, Satriwan Salim, dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Semua biaya tes usap tersebut harus ditanggung oleh pemda setempat, bukan oleh guru/sekolah.
Baca juga: Pemprov Sulsel tes usap COVID-19 guru sebelum belajar tatap muka
Selanjutnya P2G mendesak Kemendikbud dan Kemenag bersama pemda membuat surat imbauan kepada sekolah-sekolah agar para guru dan orang tua siswa tidak melakukan kegiatan liburan setelah terima rapor siswa.
Catatan P2G menunjukkan selama dua pekan terakhir, sejak 22 November-6 Desember 2020, terdapat 12 kasus baru siswa/mahasiswa dan guru positif COVID-19 yang terdiri dari delapan siswa dan empat guru.
Dia juga meminta para guru dan orang tua siswa jangan dulu liburan akhir semester pasca pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS).
"Kami dari Perhimpunan Guru, betul-betul memohon kepada para guru dan orang tua siswa untuk menunda rencana libur akhir semester atau akhir tahun. Sebab pandemi masih tinggi, apalagi ke depan ada momen libur Pilkada, Natal, dan Tahun Baru. Cukuplah kasus guru MAN 22 Jakarta jadi contoh dan pelajaran bagi kita," tuturnya.
Dia menambahkan diperkirakan Desember-Januari akan berpotensi menjadi klaster penyebaran COVID-19 baru mengingat libur akhir semester, Natal, dan Tahun Baru, karena akan ada potensi mobilitas yang tinggi dari masyarakat untuk berwisata.
Para guru dan orang tua siswa diminta tidak egois, untuk berlibur mengisi waktu. Sebab, klaster sekolah sudah mulai bermunculan, apalagi nanti akan ada rencana pembelajaran tatap muka pada Januari 2021.
"Kami ingatkan agar para guru dan siswa untuk tetap menaati 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun serta menjauhi kerumunan," imbuh dia.
Kabid Advokasi Guru P2G, Iman Z Haeri menekankan agar para wali kelas dan kepala sekolah meningkatkan komunikasi dengan para orang tua siswa. Intensitas komunikasi di masa pandemi dan liburan perlu dilakukan, dalam rangka saling mengawasi aktivitas siswa.
Baca juga: Diklaim pertama di Indonesia, Sulsel luncurkan tes usap masif guru
Baca juga: Ratusan guru di Payakumbuh ikuti tes usap massal
“Jangan sampai dengan alasan jenuh di rumah setelah pelaksanaan PAS, para siswa malah mengisinya dengan keluyuran kemana-mana. Semua tindakan ini dilakukan semata-mata sebagai tindakan preventif agar klaster sekolah tidak makin banyak, guru dan siswa serta keluarga mereka tetap sehat jika di rumah,” kata Iman.
Iman mengatakan P2G meminta para kepala sekolah dan manajemen sekolah tidak menutup-nutupi jika ada guru, tenaga kependidikan, dan siswa di sekolah tersebut positif COVID-19.
“Hal itu penting dilakukan agar bisa membantu pelacakan kepada orang-orang yang sudah berinteraksi sebelumnya dengan yang terjangkit COVID-19. Dengan demikian, warga sekolah bisa mengantisipasi penyebaran COVID-19 sejak dini," ujarnya.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020