"Krisis ekonomi dunia membawa sebuah periode pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di Afrika tiba-tiba berakhir," kata laporan yang dirilis menjelang bank pertemuan tahunan bank yang akan dimulai pada Kamis di Abidjan.
"Rata-rata pertumbuhan ekonomi dipangkas dari rata-rata sekitar enam persen pada 2006-2008 menjadi 2,5 persen pada 2009 dengan produk domestik bruto per kapita datang hampir berhenti," katanya.
Afrika Selatan adalah yang paling terpukul dengan pertumbuhan terpangkas hampir delapan persentase poin menjadi sekitar satu persen karena perlambatan ekonomi menggempur pertambangan, industri dan pariwisata, katanya.
Namun, "sebuah pemulihan bertahap ekonomi Afrika diharapkan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 4,5 persen pada 2010 dan 5,2 persen pada 2011," kata AfDB dan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan.
Mereka memperingatkan bahwa proyeksi beristirahat pada asumsi bahwa ekonomi dan perdagangan dunia terus pulih, dan bahwa harga minyak dan komoditas lainnya tetap dekat dengan level saat ini.
Laporan itu mengatakan Afrika merasakan krisis global terutama melalui keruntuhan harga komoditi dan jatuhnya volume ekspor, yang turun 2,5 persen karena impor turun sekitar delapan persen.
Namun bagian Afrika dari perdagangan dunia rendah, dengan ekspor dari benua hanya berjumlah sekitar tiga persen dari total global, katanya.
Krisis juga mengerem investasi langsung asing, yang telah sangat meningkat, didorong oleh kenaikan harga bahan baku, khususnya minyak. Perkiraan awal menunjukkan investasi asing turun lebih dari sepertiga.
Penurunan tajam pertumbuhan tahun lalu juga mungkin membalikkan tren pengurangan kemiskinan di banyak negara Afrika, meskipun angka itu belum tersedia, kata laporan itu.
AfDB memperkirakan benua "akan membutuhkan sekitar 50 miliar dolar per tahun pembiayaan tambahan untuk mencapai tingkat pertumbuhan PDB yang diperlukan untuk mencapai tujuan mengurangi separuh kemiskinan pada 2015." (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010