Penampilkan kesenian tari tarian dan peragaan busana karya perancang Indonesia dengan pragawati dari Rusia dan Indonesia mendapat sambutan dari masyarakat Rusia memenuhi gedung yang berkapasitas 900 tempat duduk.
"Bagus sekali," ujar Maria Mitsura (18), gadis Rusia yang tengah belajar bahasa Indonesia di Universitas Negeri Moskow jurusan sejarah Indonesia.
Sinta, panggilan Maria Mitsura, anak pertama keluarga Rusia itu datang bersama dua rekannya, Katkina Oksana, yang disapa Oka dan Ivanova Anastasia, yang dipanggil Niken, yang belajar di Universitas Negeri Moskow.
Sinta tidak henti hentinya mengagumi penampilan para penari Indonesia yang khusus dibawa Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI untuk mengisi Festival Budaya Indonesia yang akan digelar di tiga kota di Rusia yaitu di Moskow, Tver dan St Petersburg.
Sementara itu Dwiki Dharmawan yang menampilkan musik "Rhythm Of Indonesia" mengakui kekayaan musik Indonesia sangat beragam dan bila dieksploitasi tidak akan ada habisnya.
Dwiki Dharmawan yang baru kembali dari Italia mengatakan bahwa musik tidak bisa lepas dari tari tarian yang ditampilkan dalam festival budaya Indonesia di Rusia yang bertema "The Colour of Indonesia".
Menurut Dwiki, penampilan "Rhythm of Indonesia" memadukan musik yang intronya dari Kalimantan dan disambut vokal dari gaya Minang dan masuk Melayu dan diikuti musik dari Papua dan disusul musik dari Banyuwangi dan juga dari daerah Sumatera Utara.
Kelompok Musik "Indonesia Ethnic Ansamble" itu menjadi pertunjukan yang menarik karena memadukan kekayaan dan keragaman musik Indonesia menggunakan instrumen Rebana (terbang), Gendang Melayu, Kendang Sunda, Talempong, Kecrek, Bedug Dol Tabuik dan lain lain dalam irama yang enerjik mendapat sambutan penonton.
Masuki babak baru
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Moskow Dr Hamid Awaluddin kepada koresponden Antara London mengakui bahwa hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia telah memasuki babak baru dalam perjalanannya yang ke-60 tahun.
"Suatu periode yang cukup panjang dan dewasa dari perjalanan usia manusia. Dan kini, hubungan antara Indonesia dan Rusia pun telah memasuki babak yang semakin erat," ujarnya.
Penampilan hari pertama festival Budaya Indonesia merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia bersama Kementerian Kebudayaan dan Sinematografi Federasi Rusia.
Acara yang bertujuan tidak hanya untuk memperkenalkan keragaman Budaya Indonesia kepada rakyat Rusia, tetapi juga untuk mempererat hubungan antara kedua bangsa, sekaligus memperingati 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Rusia diawali dengan tarian Kembang Topeng, dari Jakarta yang disusul dengan tari Kerincing Mas dari Yogjakarta.
Sementara itu peragaan busana diawali dengan menampilkan rancangan busana karya perancang Didi Budiarjo yang diiringi musik karya composer Rusia Rachmaninov itu dibawakan oleh peragawati Indonesia dan juga Rusia itu sebagai simbol persahabatan kedua negara.
Peragaan busana dilanjutkan dengan karya rancangan Stephanus Hamy yang diiringi dengan alunan musik dari "Indonesian Ethnic Ansamble" dan dilanjutkan peragaan busana dari rancangan Tuti Cholid merupakan persembahan dari Yayasan Sulam Indonesia yang dibawa Kuntari Sapta Nirwandar.
Festiva Budaya Indonesia diakhiri persembahan Rateuh Saman dari Aceh dengan diiringi nyanyian yang disuarakan para penari sambil mengikuti gerak-gerak tarian dan dipandu oleh seorang Syeh.
Gerakan penari yang serentak menjadi makin cepat sambil mereka duduk bersimpuh dalam suatu barisan yang lurus di lantai yang merupakan perkembangan dari gerakan-gerakan ritual yang mengiringi Umat Islam yang sedang berdoa dengan memuja Asma Allah itu menutup festival Budaya Indonesia. (ZG/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010