Cilacap (ANTARA News) - Seorang tenaga kerja Indonesia dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dikabarkan meninggal dunia di Sabah, Malaysia Timur.
Tenaga kerja Indonesia (TKI) itu bernama Haryadi Junianto (23), dan menurut pamannya, Agus Suprapto, pihak keluarga menerima kabar tersebut pada Senin sekitar pukul 07.00 WIB.
Agus Suprapto ditemui wartawan di rumah duka Dusun Peturusan RT 02 RW 12, Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Sebelumnya, kata dia, pihak keluarga menerima kabar bahwa Haryadi dirawat di sebuah rumah sakit di Sabah dalam kondisi koma pada Sabtu (22/5).
Menurut dia, Haryadi yang telah bekerja selama empat tahun di sebuah perusahaan kayu lapis di Sabah, tiba-tiba mengeluh sakit kepala, sehingga meminta izin kepada pihak perusahaan untuk beristirahat di mess karyawan. "Tetapi sakitnya semakin parah, dan akhirnya koma," katanya.
Ia mengatakan Haryadi segera dibawa ke rumah sakit terdekat, tetapi dokter tidak sanggup menanganinya, dan kemudian dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
"Di rumah sakit itu keponakan saya akhirnya meninggal dunia pada Senin pagi. Menurut dokter, Haryadi menderita radang otak," katanya.
Dari koordinasi dengan pihak rumah sakit melalui telepon, kata dia, keluarga berharap jenazah Haryadi dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Namun, kata dia, dalam pembicaraan melalui telepon, pihak rumah sakit maupun perusahaan hanya bisa membantu pemulangan jenazah hingga tiba di Jakarta. Sedangkan perjalanan hingga sampai Cilacap ditanggung pihak keluarga.
"Jenazah Haryadi rencananya diterbangkan menuju Jakarta pada Selasa (25/5) sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Kami sebenarnya berharap perusahaan menanggung biaya pemulangan jenazah hingga rumah duka," katanya.
Ia mengatakan Haryadi anak semata wayang dari pasangan Sukarto (50) dan Nasiyah (48) ini berangkat ke Malaysia Timur melalui Nunukan, Kalimantan Timur, pada 2006.
Menurut dia, Haryadi diajak salah seorang pamannya, Nasimin (45) yang telah lama bekerja di perusahaan kayu lapis di Sabah.
"Sebelum bekerja di Sabah, Nasimin lebih dulu bekerja pada sebuah perusahaan kayu lapis di Pekanbaru, Riau, kemudian pindah ke Malaysia Timur. Kami tidak tahu apakah perusahaan tersebut sama atau berbeda dengan yang di Pekanbaru," kata Agus.
Sementara itu, ayah almarhum, Sukarto mengatakan dirinya terkejut ketika mendengar kabar anaknya meninggal.
Menurut dia, anaknya selama ini tidak pernah mengeluh sakit kepala. "Bahkan saat sebelum berangkat ke Sabah, kondisinya sehat," katanya.
Ia berharap pihak perusahaan tempat bekerja anaknya memberikan hak-hak almarhum sebagai karyawan.(KR-SMT/M008)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010